on Selasa, 16 Juli 2013
DNA papilomavirus-16 (HPV-16) human dapat dideteksi dalam ASI yang diperoleh selama periode pasca persalinan awal. Kemungkinan DNA HPV ini ditransmisikan kedalam bayi melalui mukosa oral pada waktu bayi menyusui.
Dalam studi yang sebelumnya . Dr. Stina Syrjanen dkk. dari University of turku, menemukan adanya bukti transmisi vertikal HPV dariibu yang terinfeksi ke bayinya. Hal ini yang mendorong tim ini melakukan studi prosfek untuk memastikan cara transmisi HPV di antara keluarganya.

Dalam sudi ini digunakan analisis reaksi rentai polymerase untuk melakukan tes HPV pada kerokan serviks dan kerokan oral pada 233 ibu, serta kerokan oral pada 87 ayah, sebelum persalinan, kemudian 2, 6, dan 12 bulan pasca persalinan. Selain itu, juga dilakukan tes pada fraksi seluler ASI yang ambil pada hari ketiga pasca persalinan.
DNA HPV risiko tinggi dideteksi pada 10 sample ASI (4,5%). Sekuensi DNA pada 0 sampai mengkkonfirmasi bahwa virus tersebut adalah HPV-16. Angka deteksi HPV risiko tinggi pada smple servikal adalah 12 - 15%, pada sample oral Ibu adalah 20 – 24%, dan pada sample iral bapak adalah 21 – 26%. Adanya HPV dalam ASI tidak berhubungan dengan status DNA HPV risiko tinggi genital atau oral dari ibunya, maupun dari data demografik ibunya.

Para peneliti menemukan adanaya hubungan bermakna antara HPV dalam ASI dengan HPV risiko tinggi oral pada bapaknya. Pada bulan keenam ( rasio risiko 3,5; p = 0.021 ) dan bulan ke-12  (rasio risiko 2,9;p). Dikatakan bahwa transmisi dapat berasal  dari suami, yaitu dari mulut ke puting susu, dan kemudian ke epitel duktal payudara, atau juga dapat berasal dari ibu.

Implikasi klinik dari hasil studi ini adalah bahwa jika dai dalam ASI terdapat partikel Virus, maka bayi akan mengalami infeksi HPV melalui ASI selama laktasi. Orafaring merupakan tempat imunologik penting, dan infeksi dini dapat menyebabkan timbulnya ingatan imunologik terhadap HPV, sehingga di kemudian hari akan terjadi eradikasi infeksi secara cepat ke tempat lain di tubuh.

(Pediatric Infectious Disease Journal)
on Minggu, 14 April 2013
Ringkasan
Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tak-stabil untuk memancarkan radiasi menjadi inti yang stabil. Materi yang mengandung inti tak-stabil yang memancarkan radiasi, disebut zat radioaktif. Besarnya radioaktivitas suatu unsur radioaktif (radionuklida) ditentukan oleh konstanta peluruhan (λ), yang menyatakan laju peluruhan tiap detik, dan waktu paro (t½). Kedua besaran tersebut bersifat khas untuk setiap radionuklida. Berdasarkan sumbernya, radioaktivitas dibedakan atas radioaktivitas alam dan radioaktivitas buatan. Radioaktivitas buatan banyak digunakan di berbagai bidang.

on Kamis, 11 April 2013
Penemuan tulisan-tulisan tangan berbahasa Ibrani dan Aramaik kuno di propinsi Qumran, paska Perang Dunia II telah memicu antusiasme para Ahli Sejarah Kitab Suci untuk mendapatkan informasi tentang naskah-naskah tersebut yang diharapkan dapat memberikan jawaban atas misteri dari periode penting dalam sejarah umat manusia. Hal itu tentu saja sangat beralasan mengingat bahwa naskah berbahasa Ibrani paling kuno yang ada saat ini dari Kitab-kitab Perjanjian Lama berasal dari abad ke-10 M. Selain bahwa naskah-naskah tersebut menyimpan perbedaan-perbedaan cukup besar jika dihadapkan dengan naskah-naskah septuagintal Yunani yang berhasil diterjemahkan di Aleksandria pada abad ke-13 SM. Manakah di antara kedua naskah yang paling sahih dalam hal terjadinya perbedaan? Manakah di antara keduanya yang paling dapat diandalkan? Tidak hanya terbatas pada Jemaat-Jemaat Yitzrael, bahkan Gereja-Gereja Kristen Yunani, mengakui Perjanjian Lama sebagai bagian dari Kitab Suci mereka. Sementara umat Kristen hingga abad ke-10 M, mengandalkan naskah Septuaginta (naskah Yunani, pent) dan setelah itu mereka beralih - kecuali Gereja Yunani Timur- ke naskah Ibrani pada awal abad yang sama.
Perbedaan pendapat paling mengemuka antara Yahudi dan Kristen abad-abad pertama adalah berkenaan dengan penafsiran isi Kitab Perjanjian Lama khususnya masalah Mesiah (sang Juru Selamat) yang dinantikan. Sementara orang Kristen memahami bahwa yang tertera di dalam Kitab Nabi-Nabi menyangkut Hamba Tuhan, Anak Manusia Emanuel dan Nabi Penerus Musa semuanya itu sejatinya tidak lain adalah Yesus/Isa al-Masih dan pemberitaan tentang kedatangannya. Sedangka orang-orang Yahudi berpendirian bahwa tema-tema diatas adalah dalam konteks pembicaraan tentang bangsa Israel dan keselamatannya, sedangkan Mesiah sang Juru Selamat, masih dalam penantian. Lebih lagi bahwa di sana terdapat beberapa teks kitab suci Perjanjian Lama versi Yunani yang sama sekali berlainan dengan isi Perjanjian Lama versi Ibrani yan berada di tangan orang-orang Yahudi. Manakah antara keduanya yang paling sahih?
Bahkan di sana terdapat kitab-kitab yang secara Utuh termuat dalam Perjanjian Lama versi Yunani namun tidak tertera dalam Kitab Perjanjian Lama versi Ibrani, padahal kitab-kitab tersebut memuat detail penjelasan tentang kedatangan Sang Juru Selamat, apalagi bahwa sosok historis Yesus sama sekali tidak dikenal oleh orang-orang Yahudi. Berbeda dengan apa yang termuat dalam I
Dikaitkan dengan persoalan tersebut, maka penemuan manuskrip-manuskrip Qumran yang ditulis pada abad ke-2 SM hingga pertengahan, abad pertama masehi, telah membersitkan harapan akan diketemukannya sumber-sumber pengetahuan yang mampu menjawab teka-teki pelik dan selanjutnya menafsirkan peristiwa berdasarkan pertimbangan­pertimbangan sejarah. Bahkan sebagian kalangan berharap dapat menemukan naskah-naskah kuno dari Injil-Injil Perjanjian Baru di Qumran, atau sekedar isyarat berkenaan dengan para sahabat al-Masih. (para Hawariyun, pent).
Namun yang terjadi sungguh berbeda dengan itu semua. Tidak sedikitpun disinggung bahwa al-Masih pernah hidup pada periode sejarah yang dimaksud kecuali bahwa pada masa itu terdapat sekelompok orang semi-Kristen yang mendiami wilayah Qumran beberapa mil jauhnya dari Jerusalem. Mereka dikatakan sedang menantikan kedatangan Sang Guru yang dikhabarkan telah mati. Orang-orang misterius itu memandang para pendeta rumah suci sebagai penjelmaan setan dan mereka bertanggung jawab atas kematian sang Guru Bijak. Lebih dari itu bahwa kitab-­kitab yang diterima oleh orang-orang Kristen diditolak oleh Yahudi, seluruhnya ditemukan di dalam gua-gua Qumtan.
Siapakah orang-orang yang mendiami wilayah Qumran antara pertengahan abad ke-2 S M hingga pertengahan abad 1M. yang menyembunyikan manuskrip-manuskrip misterius di gua-gua Laut Mati? Para ilmuwan sepakat bahwa naskah-naskah kuno tulisan tangan yang diketemukan di Qumran .itu adalah milik sekte Yahudi yang menamakan diri mereka "Esenes". Sebutan mereka dengan nama tersebut menjadi bahan perdebatan di kalangan para ahli. Profesor Abbas Mahmud AI-Aqqad dalam buku "Hayat Almasih" (Kehidupan Almasih) edisi kedua, mengemukakan sebagai berikut,

"Pendapat yang paling akurat dari berbagai tesis yang ada adalah bahwa orang-orang yang khusyu, yang menghuni rumah peribadatan di Qumran ilu adalah sekelompok sekte Esenes, salah satu sekte konservatif dan sangat keras mempertahankan hukum-hukum agama Yahudi, yang menantikan keselamatan mereka dengan datangnya Sang Juru Selamat yang dijanjikan. Sekte ini yang juga sempat kami singgung dalam tulisan kami 'Kejeniusan Almasih', merupakan kelompok bani Israel yang paling bersih dari perbuatan dosa dan hawa nafsu. Dalam tingkat keberagamaan, mereka terbagi menjadi tiga kelas. Dalam sumpah kesetiaan, mereka bersumpah untuk menjaga rahasia kelompoknya, dan sesudah itu mereka diharamkan untuk bersumpah seeara benar atau palsu seumur hidup. Mereka beriman pada hari kiamat, kebangkitan dan kerasulan Almasih sang Juru Selamat. Pendapat kami bahwa nama Esenes berasal dari derivasi "asi " yang berarti tabib. "

Selain manuskrip yang berisikan tulisan-tulisan agama, didapati pula di gua-gua Qumran, beberapa tulisan tangan yang menjelaskan norma kehidupan Jemaat Esenes di antaranya "Kitab Para Murid" dan Kitab yang belakangan dikenal sebagai "Manuskrip Damaskus" (Damsyik). Yang lebih mungkin diterima adalah bahwa nama "Damaskus" merujuk kepada sumber-sumber yang tercantum pada sebagian Kitab Nabi-Nabi berkenaan dengan hukuman Tuhan bagi para pembangkang Bani Israel.

Pada 9 : 1 Kitab Zakharia disebutkan : "Ucapan Ilahi, Firman TUHAN datang atas negeri Hadrakh dan berhenti di Damsyik':
Juga pada 5: 25 - 27 Kitab Amos : 'Apakah kamu mempersembahkan kepada-Ku korban sembelihan dan korban sajian, selama empat puluh tahun di padang gurun itu, hai kaum Israel? Kamu akan mengangkut Sakut, rajamu, dan Kewan, dewa bintangmu, patung-patungmu yanq telah kamu buat bagimu itu, dan Aku akan membawa kamu ke dalam pembuanqan jauh ke seberang Damsyik, " firman TUHAN, yang nama-Nya Allah semesta alam".

Siapakah Guru Bijak bagi Jemaat Qumran dan siapa pula Pendeta jahat? Injil Matius menceritakan tentang kelahiran Almasih ;
 
"Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang­ orang Majus dari Timur ke Jerusalem dan bertanya­tanya: Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia. " Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Jerusulem. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi." (Matius 2 : 1 - 5)
 

Tidak diragukan lagi bahwa masalah pokok yang menyibukkan benak umat manusia sejak menyadari wujud mereka di dunia ini adalah kematian, ketika tubuh mereka berhenti bergerak dan mulai meleleh dan melebur. Apakah kematian ini adalah akhir wujud manusia? Inilah pertanyaan yang ingin dijawab oleh akal manusia sejak dahulu kala. Sementara itu, manusia mengamati adanya jenis-jenis binatang yang umurnya tidak lebih dari beberapa tahun saja dan dalam waktu yang sama juga melihat beberapa benda alam -seperti gunung-gunung dan bintang-bintang- terus bertahan dan bergerak. Sedang dalam dunia flora mereka mengamati bahwa perubahan musim bisa menyebabkan kematian. Pada musim gugur dan dingin, tumbuh-tumbuhan itu mati tetapi segera disusul oleh kehidupan baru lagi pada musim semi dan musim panas. Apakah setelah kematian, kehidupan manusia akan kembali seperti itu juga?
Dalam hal ini, orang Mesir kuno adalah bangsa yang pertamakali mengatakan bahwa wujud manusia terdiri dari jasad dan ruh. Bahkan wujud ruh itu pun mereka anggap ganda. Yang satu mereka sebut dengan "Ba" sedang yang lain mereka sebut dengan "Ka". Setelah menggapnya ganda, orang Mesir kuno kemudian meyakini bahwa unsur ruh ini tetap kekal hingga setelah hancurnya jasad materi. Untuk itu mereka berusaha mengawetkan tubuh itu agar tidak hancur atau hilang. Dengan bahan-bahan kimia, mereka pun membalsem mayat agar tetap berada pada bentuknya yang semula. Selain itu mereka juga terbiasa membuat kuburan yang terlindung di dalam batu-batu cadas. Belum puas, kuburan-kuburan itu masih diberi mantera-mantera atau tulisan-tulisan yang mereka yakini memiliki kekuatan untuk melindungi manusia dalam perjalanan menuju alam akhirat. Itu semua karena berkeyakinan bahwa suatu saat nanti arwah-arwah itu akan kembali ke jasad sehingga jasad itu pun akan hidup kembali.
yudha trenggana. Diberdayakan oleh Blogger.