Asap pedupaan masih mengepul di antara nayaga saat seorang
ronggeng (penari) wanita dengan mengenakan toka-toka, apok, kebaya, sinjang dan
ampreng dengan warna cerah kuning, hijau dan merah setengah membungkuk pertanda
memberi salam muncul dari balik tirai. Selangkah kemudian mulai melakukan
gerakan dengan tangan dikembangkan dan kaki setengah maju mundur.
Beberapa gerakan dasar tarian pembuka semisal rapat nindak,
tenggang rapat, pakbang dan blongter dilakukannya dengan sangat baik. Terkadang
ayunan badannya yang luwes diiringi senyum simpul godaan para nayaga yang tepat
berada di balik tirai. Sejurus kemudian sang penari membalikkan badannya
membelakangi penonton dengan tidak henti-hentinya menggoyangkan bagian
pinggulnya. Diambilnya topeng berwarna putih sebagai tarian topeng pembuka dari
tiga tarian yang akan dimainkannya dalam tarian Topeng Tunggal.
Sepuluh pemusik mengiringi dengan rebab, kecrek, kulanter, ketuk,
gendang, goong, bende, berikut seorang sinden dan tiga penari yang menunggu
giliran tampil. Mereka tergabung dalam Paguyuban Kesenian Tradisional Topeng
Cisalak Grup Kinang Putra pimpinan Dalih Jioen, satu dari sekira delapan
paguyuban Topeng Cisalak yang masih bertahan di Depok.
Setelah beberapa saat menimang - nimang dengan tangan
kirinya, dikenakannya topeng berwarna putih tersebut. Topeng Panji yang
melambangkan kelembutan tersebut dibawakannya lewat tarian yang lemah lembut.
Konon, kelembutan tarian topeng itu sekaligus sebagai tarian untuk menyambut
penonton setiap pegelaran tari topeng Cisalak maupun Topeng Betawi. Usai
mengenakan topeng Panji, sang penari pun kembali berbalik membelakangi
penonton. Ditaruhnya topeng tersebut dan dikenakannya topeng berwarna merah
muda (topeng Sanggah). Gerakan penari terlihat lebih atraktif dan agresif.
Demikian halnya dengan para nayaga memainkan musik pengiring
dengan intonasi yang makin naik dan menanjak. Sikap beringas dan kasar saat
topeng yang dikenakan berwarna merah menyala (topeng jingga) bermotif raksasa
dengan lagu pengiringnya Gonjing. Gerakan tangan lentik berubah menepal
diacungkan ke atas, sementara gerakan kakinya terbuka memasang kuda-kuda hingga
musik kembali mengalun dan penari kembali ke balik tirai diganti tiga penari
lainnya yang memainkan tarian Ajeng di sambung tarian Lipet Gandes dan ditutup
bodoran.
Menyaksikan rangkaian pagelaran Topeng Cisalak tidak ubahnya
menyaksikan Topeng Banjer dari Karawang atau Topeng Bekasi yang biasa disebut
Topeng Betawi. Pada umumnya mereka mengawali pertunjukan dengan tiga tahapan
meliputi tahapan persiapan, pelaksanaan dan penutup.
Dalam pagelaran Topeng Cisalak, tehapan pertama diawali
dengan melakukan pemasangan spanduk dan tirai tertanda identitas rombongan yang
akan menggelar pertunjukkan. Sementara di atas panggung dilakukan penataan
waditra (alat musik) di bawah panggung sejumlah penari dan lakin acara berias
diri. Tahapan kedua yaitu tahapan pelaksanaan diawali dengan ngukus dan sesaji
yang dilakukan di depan waditra bende seusai azan magrib berkumandang. Sesaji
yang disediakan berupa kemenyan dan serutu untuk dibakar, tujuh macam minuman
(seperti teh, kopi, air putih), tujuh macam bunga, rujakan, beras, perawanten,
nasi dan bakakak ayam.
Dalam prosesi tersebut waditra rebab, kendang dan goong
dikukusi dengan harapan pertunjukan berjalan lancar. Sementara waditra bende di
perlakukan secara khusus dengan di beri air kembang tujuh macam.
Biasanya pada acara ini banyak pedagang maupun warga yang memberikan air untuk mendapat berkah disertai memberikan sejumlah uang ala kadarnya. Pedagang pada umumnya mengharapkan keuntungan yang berlimpah pada saat berdagang malam itu. Sementara sejumlah warga umumnya menggunakan air dengan maksud untuk diminumkan kepada anak-anaknya dengan maksud agas cepat jalan, bicara atau pintar.
Biasanya pada acara ini banyak pedagang maupun warga yang memberikan air untuk mendapat berkah disertai memberikan sejumlah uang ala kadarnya. Pedagang pada umumnya mengharapkan keuntungan yang berlimpah pada saat berdagang malam itu. Sementara sejumlah warga umumnya menggunakan air dengan maksud untuk diminumkan kepada anak-anaknya dengan maksud agas cepat jalan, bicara atau pintar.
Tahapan berikutnya adalah pelaksanaan yang diawali dengan
memukul goong sesuai hari pementasan. Untuk hari Sabtu goong dipukul 9 kali,
Jumat 6 kali, Kamis 8 kali, Rabu 7 kali, Selasa 3 kali, Senin 4 kali dan Minggu
5 kali diikuti tatalu berupa permainan semua waditra tanpa irama.
Kemudian disambung tembang/kawih bubuka yang biasanya berupa arang-arang yang disambung dengan Tari Topeng tunggal yang dimainkan ronggeng topeng. Disambung tari Lipet Gades, tarian pasangan antara ronggeng topeng dengan penari bodor dilanjutkan dengan acara bodoran sebagai bagian penutup.
Kemudian disambung tembang/kawih bubuka yang biasanya berupa arang-arang yang disambung dengan Tari Topeng tunggal yang dimainkan ronggeng topeng. Disambung tari Lipet Gades, tarian pasangan antara ronggeng topeng dengan penari bodor dilanjutkan dengan acara bodoran sebagai bagian penutup.
Dikatakan Dalih Jioen salah seorang tokoh Topeng Cisalak
yang masih hidup, dulunya masih banyak yang nanggap, Topeng Cisalak pimpinan
orang tuanya Jioen bin Dorak sering berkeliling di kawasan Jakarta, Bekasi,
Bogor dan Tanggerang, bahkan terkadang sampai Karawang.
"Biasanya di masa paceklik mau tidak mau kita keliling
perkampungan untuk sekedar nyari uang." Dalih sisela-sela pegelaranTopeng
Cisalak, Sabtu pekan lalu di Cimanggis Depok.
Nama Topeng Cisalak sendiri diberi orang tuanya berdasarkan
tempat menetap dan kesenian topeng berkembang saat itu di Kampung Cisalak,
Cimanggis Depok Jawa Barat.
Padahal pertama kali muncul tahun 1918 Topeng Cisalak bernama topeng Kinang oleh dua pelopornya Djioen dan Mak Kinang.
Padahal pertama kali muncul tahun 1918 Topeng Cisalak bernama topeng Kinang oleh dua pelopornya Djioen dan Mak Kinang.
Karena latar belakang pelopornya merupakan pemain Topeng
Ubrug, maka Topeng Cisalak banyak dipengaruhi Topeng Ubrug. Topeng Ubrug
sendiri merupakan pemisahan dengan Topeng Blantek yang artinya topeng yang
tidak beraturan atau tidak sama persis dengan topeng aslinya.
Secara administratif Kecamatan Cimanggis berada di wilayah
Depok sebelah timur. Luas wilayah sebesar 12.111.596 Ha, Kec. Cimanggis terbagi
dalam 13 kelurahan yaitu Kelurahan Cilangkap, Tugu, Cisalak Pasar, Sukatani,
Cimpaeun, Leuwinanggung, Pasir Gunung Selatan, Jati Jajar, Tapos, Sukamaju
Baru, Mekar Sari, Harja Mukti dan Curug.
Namun pada kenyataannya Topeng Cisalak seringkali disebut
sebagai Topeng Betawi sebagaimana dikatakan Mandra, Ibeng, Mastur dan sejumlah
putra Bokir dan Dalih yang merupakan generasi ketiga Topeng Cisalak. Hal ini
tidak dapat dibantah kalau topeng Cisalak masuk dalam lingkup Budaya Betawi.
"Meskipun nyanyian dan waditra yang dipergunakan asli
Sunda tapi dialek yang dimainkan lebih banyak Betawinya dan juga Tionghoa atau
Betawi Ora (Betawi Pinggiran) di mana seni topeng berkembang," ujar Dalih.
Di Betawi sendiri pada waktu itu terdapat tiga jenis seni topeng, yaitu Topeng
Ubrug, Topeng dan Topeng Blantek.
Topeng Ubrug merupakan seni topeng yang menampilkan teater
tradisional Betawi dengan diiringi waditra terompet, kendang, biang (rebana
besar) dan kempul. Seluruh pemainannya adalah pria yang menyajikan tarian,
nyanyian, lawakan, akrobatik dan sulap. Sementara kesenian Topeng merupakan
kesenian tradisional Betawi pinggiran yang mengandung unsur tari, musik dan
seni rupa. Kesenian ini berkembang di kawasan Gandaria, yang menampilkan topeng
putih, kuning dan jingga.
Sedangkan Topeng Blantek merupakan pengembangan dari Topeng yang didirikan oleh Naim putra pertama Djioen. Topeng Blantek mempunyai arti tidak beraturan, tidak kesampaian menirukan topeng aslinya.
Sedangkan Topeng Blantek merupakan pengembangan dari Topeng yang didirikan oleh Naim putra pertama Djioen. Topeng Blantek mempunyai arti tidak beraturan, tidak kesampaian menirukan topeng aslinya.
Kini kondisi para seniman Topeng semakin mengkhawatirkan.
Selain kurang minatnya generasi penerus akan seni tradisi leluhur mereka juga
tidak mendapat dukungan dari pihak pemerintah. " Anehnya kalau di luar
negeri kita benar-benar disanjung, kok di negeri sendiri sampai hanya dilihat
sebelah mata bahkan mungkin tidak sama sekali," ujar Dalih. Suatu kondisi
yang benar-benar memprihatinkan.
Sumber : www.jabarprov.go.id
0 komentar:
Posting Komentar
Saya berharap para pembaca untuk memberikan kritik,saran dan masukannya.