Sumber:
Ensiklopedia Encarta & Ensiklopedia Britannica
I. PENDAHULUAN
I. PENDAHULUAN
Nutrisi
manusia, bidang ilmu yang mempelajari bagaimana makanan dapat mempengaruhi
kesehatan dan kelangsungan hidup manusia. Manusia memerlukan makanan untuk
tumbuh, bereproduksi, dan memelihara kesehatan yang baik. Tanpa makanan, tubuh
kita tidak dapat menjaga suhunya, membangun atau memperbaiki jaringan, atau
memelihara detak jantung. Memakan makanan yang benar dapat menghindarkan kita
dari berbagai penyakit atau sembuh lebih cepat ketika penyakit menyerang.
Faktor-faktor tersebut dan fungsi-fungsi penting lain dipenuhi dengan zat-at
kimia di dalam makanan kita yang disebut nutrisi. Nutrisi dikategorikan sebagai
karbohidrat, protein, lemak, vitamin-vitamin dan mineral.
Ketika kita
menyantap makanan, nutrisi dipilah dari makanan melalui proses pencernaan.
Pencernaan dimulai di mulut oleh gerakan mengunyah dan aktivitas kimia dari air
liur; suatu cairan yang berisi enzym, protein tertentu yang membantu pencernaan
makanan. Pencernaan lebih lanjut terjadi pada saat makanan berjalan menuju
lambung dan usus halus, dimana enzim pencernaan dan asam mencairkan makanan dan
kontraksi otot-otot mendorong makan sepanjang jalur pencernaan. Nutrisi diserap
dari dalam usus halus ke dalam aliran darah dan dibawa ke tempat-tempat dalam
tubuh dimana nutrisi diperlukan. Pada tempat-tempat ini, beberapa reaksi kimia
terjadi yang menjamin pertumbuhan dan fungsi jaringan tubuh. Sebagian dari
makanan yang kita makan tidak di serap oleh tubuh. Sisa makanan ini terus
berjalan menyusuri usus dan dibuang sebagai feces.
Energi yang terdapat dalam makanan dapat ditentukan
secara langsung dengan cara mengukur panas yang dihasilkan ketika makanan
tersebut di bakar dalam alat yang disebutKalorimeter(Gambar disamping).
namun demikian, tubuh manusia tidak seefesien kalorimeter. Sebagian energi
kemungkinan hilang dalam proses pencernaan dan metabolisme. Energi yang dapat
diperoleh tubuh dari makanan yang dicerna dengan baik, bisa dikalkulasi jika
jumlah gram zat-zat pembentuk energi (karbohidrat tak berserat, lemak, protein)
dalam makanan tersebut diketahui. Misalnya, seiris roti mengandung 12 gram
karbohidrat, 2 gram protein, dan 1 gram lemak, dapat memberikan 67 kilokalori
(280 kilojoule) energi. Sebagian besar makanan mengandung beberapa nutrisi
pembentuk energi, bersama vitamin, mineral, air dan substansi lain. Setelah
melalui proses pencernaan, karbohidrat, protein, dan lemak memenuhi kebutuhan
tubuh akan energi yang diperlukannya untuk menjalankan banyak fungsi. Para
ilmuwan mengukur energi ini dalam kilokalori, jumlah energi yang diperlukan
untuk menaikkan suhu 1 kilogram air sebesar 1ยบ Celsius. Pada pelajaran tentang
nutrisi, para ilmuwan menggunakan istilah kalori dan bukan kilokalori sebagai
unit standar untuk mengukur nutrisi.
Energi
diperlukan tidak hanya ketika seseorang sedang beraktifitas fisik tapi juga
ketika tubuh sedang tidak bergerak (Basal atau resting
energy expenditure). Tergantung dari tingkat aktivitas fisik individu, 50
sampai 80 persen dari seluruh energi yang dihasilkan setiap harinya digunakan
untuk proses metabolisme dasar tubuh. Proses ini membuat tubuh kita tetap
hangat, bernafas, memompa darah dan menjalankan berbagai aktifitas fisiologi
dan biosintetis, termasuk sintesis jaringan baru pada seorang anak yang sedang
tumbuh, dan pada wanita hamil atau menyusui. Proses pencernaan dan proses
selanjutnya dari makanan oleh tubuh juga menggunakan energi dan menghasilkan
panas. Fenomena ini, dikenal dengan diet-induced thermogenesis.
Proses ini mengkonsumsi 10% energi yang dihasilkan tubuh setiap harinya.
Metabolisme tubuh juga membutuhkan energi untuk melakukan proses antisipasi
dalam menghadapi perubahan tempratur ruang, produksi hormon, stress dan kondisi
emosional dan faktor-faktor lain.
Basal energy
expenditure atau energi yang digunakan tubuh pada saat tubuh tidak sedang
melakukan aktifitas fisik, berhubungan erat dengan masa otot tubuh (masa tubuh
bebas lemak dan lemak esensial, termasuk lemak yang disimpan dalam tubuh). Masa
otot tubuh ini merupakan jaringan tubuh yang aktif dalam proses metabolisme.
Pada kondisi tidur, organ-organ seperti liver, otak, jantung dan ginjal
menjalankan proses metabolisme yang sangat aktif dan memerlukan pasokan energi
yang banyak. Sementara itu otot sadar dan tulang membutuhkan lebih sedikit
energi.
Kelebihan
konsumsi dari zat pembentuk energi akan disimpan dalam jumlah terbatas sebagai
glicogen dalam otot dan liver. Sebagian lain disimpan sebagai lemak dalam
jaringan adipose. Jaringan adipose ini sebagian besar terdiri dari lemak, tapi
juga mengandung protein dan air. Untuk menurunkan kadar jaringan adipose
sebanyak 454 gram, dibutuhkan defisit energi sebesar 3.500 kilokalori; sehingga
pada umumnya sangat sulit bagi seseorang yang sudah kelebihan berat untuk
menurunkan kadar lemak tubuhnya.
II.
NUTRISI-NUTRISI PENTING
Nutrisi
diklasifikasikan menjadi nutrisi dasar dan nutrisi makanan. Nutrisi dasar adalah
nutrisi yang diproduksi di dalam tubuh kita dan tidak perlu didapatkan dari
makanan. Contoh dari nutrisi ini adalah kolesterol, zat semacam lemak yang ada
di semua sel hewan. Nutrisi makanan harus didapatkan dari makanan yang kita
santap karena tubuh tidak memproduksi zat tersebut atau memproduksi dengan
jumlah yang kurang mencukupi untuk memelihara pertumbuhan dan kesehatan.
Enam jenis
nutrisi yang ditemukan dalam makanan adalah karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral dan air. Karbohidrat, lemak dan protein disebut
sebagaimacronutrients; menyusun sebagian besar
santapan sehari-hari. Lebih dari 500 gr total ketiga nutrisi tersebut
dikonsumsi tubuh dalam sehari. Macronutrien ini berfungsi sebagai bahan mentah
untuk pembangunan dan pemeliharaan jaringan serta sebagai bahan bakar berbagai
aktifitas fisik dan metabolisme penunjang hidup. Micronutrients terdiri
dari vitamin, mineral dan air. Ketiga nutrisi ini
bukan sumber energi tapi memfasilitasi aktifitas metabolisme tubuh. Vitamin
dibutuhkan tubuh sekitar 300 mg sehari dan mineral 20 gram sehari. Kategori
terakhir nutrisi adalah air, yang berfungsi sebagai media terjadinya proses
metabolisme tubuh.
Setiap
individu memerlukan jumlah yang berbeda-beda dari setiap nutrisi, tergantung
pada faktor-faktor seperti jenis kelamin dan usia. Kondisi-kondisi kesehatan
tertentu seperti masa kehamilan, masa menyusui, sakit atau masa pengobatan,
mengakibatkan permintaan yang tidak biasa dari tubuh dan meningkatkan kebutuhan
akan nutrisi. Informasi pengaturan makanan, yang memperhitungkan banyak faktor
disini, menyediakan petunjuk dasar dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
sehari-hari.
A. AIR
Apabila
pentingnya nutrisi ditentukan dengan cara seberapa lama seseorang dapat
bertahan tanpa nutrisi itu, air menempati urutan yang paling atas. Seseorang
hanya dapat bertahan hanya delapan atau sepuluh hari tanpa air, sementara itu
seseorang dapat bertahan berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan dengan
kondisi kekurangan makanan. Air bersirkulasi melalui darah kita dan sistem limpa,
mengangkut oksigen dan nutrisi ke sel tubuh dan membuang limbah metabolisme
melalui urin dan keringat. Air juga menjaga keseimbangan alami antara keluar
dan masuknya garam dan air didalam dan diluar sel. Persendian dan jaringan
halus tubuh juga bergantung pada bantalan cair yang hanya dapat ada apabila
terdapat ketersediaan air yang cukup. Air memang tidak memiliki nilai kalori
dan karenanya air bukan sumber energi. Namun tanpa air dalam menu kita, tubuh
tidak dapat mencerna atau menyerap makanan yang kita santap atau membuang
limbah pencernaan tubuh.
Air berperan
sebagai medium dari berbagai reaksi biokimia dari metabolisme tubuh terjadi dan
sebagai medum untuk nutrisi diangkut ke dan limbah dibuang dari seluruh tubuh.
Air juga berperan dalam pengaturan suhu tubuh, tekanan darah dan volume darah,
struktur molekul besar dan kelenturan jaringan tubuh. Air juga berperan sebagai
pelarut, pelumas (seperti pada sendi), dan bantal pelindung (seperti di dalam
mata dan cairan tulang belakang dan cairan amniotic). Aliran air kedalam dan
keluar dari sel diatur secara sangat akurat oleh pergantian konsentrasi
elektrolit pada kedua sisi membran sel.
Air
dikonsumsi tidak hanya dalam bentu air itu sendiri atau minuman lain namun juga
dalam berbagai makanan sebagai komponen utama dalam makanan itu, terutama buah
dan sayuran. Air juga dihasilkan oleh tubuh sebagai produk akhir metabolisme.
sekitar dua setengah liter air bertukar dalam tubuh kita. Air dalam tubuh
keluar melalui urin, uap air dari paru-paru, keringat dari kulit dan feces.
Kebutuhan akan air pada setiap individu berbeda tergantung dari iklim daerah
tempat tinggal, tingkat aktivitas, usia, komposisi makanan, dan faktor lainnya,
maka tidak ada rekomendasi untuk ukuran berapa banyak air harus dikonsumsi
setiap harinya. Namun demikian, orang dewasa biasanya butuh sedikitnya 2 liter
air sehari. Rasa haus bukan pertanda yang dapat diandalkan seseorang mengalami
dehidrasi, yang biasanya terjadi sebelum tubuh dapat mengganti cairan. Konsumsi
air disarankan dilakukan sepanjang hari, terutama jika banyak keluar keringat
karena cuaca panas, sedang melakukan aktivitas fisik berat, sedang sakit, atau
dalam situasi yang menyerap banyak cairan tubuh seperti bangun tidur dan
penerbangan pesawat.
B.
KARBOHIDRAT
Karbohidrat
adalah sumber utama energi tubuh manusia, menyediakan 4 kalori energi setiap
gram. Karbohidrat tersusun dari atom carbon, hidrogen dan oksigen. Ketika
karbohidrat diproses dalam tubuh manusia, gula glukosa dihasilkan; glukosa
merupakan faktor penentu untuk membantu memelihara jumlah protein dalam
jaringan, memetabolisme lemak, dan menggerakan sistem syaraf pusat.
Zat tepung dan zat gula adalah sumber karbohidrat yang
utama. Makanan yang mengandung zat tepung yang banyak kita temui sehari-hari
adalah roti gandum dan sereal, pasta, jagung, buncis, kacang polong, dan
kentang. Makanan yang mengandung gula alami banyak ditemukan pada buah-buahan
dan banyak jenis sayuran; produk susu; dan madu, gula mapel, dan tebu. Makanan
yang mengandung zat tepung dan zat yang secara alami menghasilkan gula
dikategorikan sebagai karbohidrat kompleks, karena molekul mereka yang rumit
membuat tubuh kita harus memprosesnya menjadi bentuk yang lebih sederhana untuk
mendapatkan sumber energi yang dibutuhkan, glukosa. Tubuh kita mencerna dan
menyerap karbohidrat kompleks pada suatu tingkat yang membantu memelihara kadar
gula yang cukup yang sudah terkandung didalam darah.
Sebaliknya,
zat gula sederhana, yang diproses dari zat alami yang mengandung gula dan
ditambah dalam makanan yang telah diproses, memerlukan sedikit proses
pencernaan dan dengan cepat diserap tubuh, sehingga menyebabkan rantai kejadian
yang tidak sehat. Penyerapan zat gula sederhana dengan cepat oleh tubuh
menaikkan kadar glucosa dalam darah, yang memicu dilepaskannya hormon insulin.
Insulin menghambat kenaikan kadar gula dalam darah, tetapi dengan efek samping:
kadar glukosa dapat turun begitu rendah dalam waktu satu atau dua jam setelah
menyantap makanan yang mengandung kadar gula sederhana yang tinggi, seperti
permen, yang kemudian direspon oleh tubuh dengan zat kimia yang disebut hormon
anti-insulin. Hal ini mengakibatkan secara kimia, sebagai akibat dari memakan
permen, dapat menimbulkan perasaan lekas marah dan kegelisahan pada orang
tersebut.
Karbohidrat
diserap tubuh dalam 2 bentuk;
- monosaccharides (gula sederhana seperti glukosa, fruktosa, dan galaktosa yang tidak bisa lagi diurai dengan hydrolisa) atau dalam bentuk
- disaccharides (karbohidrat seperti sucrosa, lactosa, maltosa dan dextrin yang dapat dihidrolisasi menjadi dua monosaccarides).
Monosaccharides
dan disaccharides diperoleh dengan mengurai polysaccharides, karbohidrat
kompleks yang mengandung banyak monosaccharides. Proses penguraian ini
dilakukan oleh enzim. Proses ini dimulai dari mulut dan berakhir di usus halus,
dimana sebagian besar penyerapan nutrisi terjadi. Setiap disaccharide diurai
menjadi unit tunggal oleh enzim tertentu. Sebagai contoh enzim lactasemengurai
lactose menjadi bagian-bagian penyusun monosaccharidnya, yaitu glukosa dan
lactosa. Contoh lain adalah enzim sucrase yang mengurai
disaccharid sucrose menjadi glukosa dan fruktosa.
Bentuk yang
lebih rumit dari karbohidrat adalah oligosaccharide (seperti rafinose dan
stachyose), yang mengandung 3 sampai 10 unit saccharide. Bentuk ini, yang
banyak ditemukan dalam polong-polongan dan umbi-umbian tidak dapat dicerna
dengan baik oleh tubuh sehingga mengakibatkan produksi gas di saluran pencernaan.
Glukosa
diserap kedalam aliran darah melalui dinding usus. Sebagian dari glukosa ini
langsung bekerja di sel otak dan sel darah merah, sementara sisanya dibawa ke
liver dan otot untuk disimpan sebagai glycogen, dan ke sel lemak, dimana
glukosa disimpan sebagai lemak. Glycogen adalah sumber energi cadangan tubuh,
diambil dan dirubah kembali menjadi glukosa ketika tubuh memerlukan energi.
Meskipun cadangan lemak kita juga dapat menjadi sumber energi, ia tidak pernah
diubah menjadi glukosa. Fructose dan galactose, produk gula lainnya yang
berasal dari pemrosesan karbohidrat, langsung menuju liver, dimana disana dua
zat itu dirubah menjadi glukosa.
Banyak
makanan yang diproses tidak hanya mengandung kadar zat gula sederhana yang
tinggi, tapi juga cenderung memiliki kadar lemak yang tinggi dan sangat
kekurangan vitamin dan mineral yang ditemukan dalam makanan dengan kandungan
karbohidrat kompleks. Ahli nutrisi sering menyebut makanan olahan ini sebagai
“junk food” dan mengatakan bahwa makanan ini tidak memberikan kalori cukup,
hanya berisi kalori dari zat gula dan lemak dan kekurangan nutrisi penting yang
dibutuhkan tubuh.
Selain zat
tepung dan zat gula, makanan yang mengandung karbohidrat kompleks juga memiliki
kandungan serat. Walaupun serat tidak dapat mencukupi kebutuhan energi atau zat
pembangun, serat sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh.
Serat tidak dapat dicerna dalam usus karena
kurangnya enzim. Serat jenis ini membentuk semacam gumpalan kasar yang
mempercepat keluarnya zat karsinogenik atau zat berbahaya dalam makanan. Serat
hanya ditemukan di tumbuh-tumbuhan. Makanan berserat dikategorikan menjadi dua,
serat terlarut dan serat tidak terlarut dalam air. Serat terlarut dalam air ,
yang ditemukan dalam makanan seperti gandum, jewawut, buncis, kacang polong,
apple, strobery, dan jeruk sitrus, ketika bercampur dengan makanan didalam
perut dapat mencegah atau mengurangi kemungkinan terserapnya bahan atau zat-zat
berbahaya dari makanan oleh usus halus. Serat yang larut dalam air memperlambat
jalannya makanan melalui usus. Hal ini memperlambat terserapnya glukosa kedalam
darah sehingga memperlambat kenaikan kadar gula dan membuat terjaminnya pasokan
glukosa. Serat juga mengikat makanan berkolesterol dan membawanya keluar dari
tubuh, sehingga mencegahnya untuk masuk dalam aliran darah dimana kolesterol
dapat berakumulasi didalam dinding bagian dalam artery dan mengakibatkan
tekanan darah tinggi, serangan jantung, dan stroke.
C. PROTEIN
Makanan
mengandung protein merupakan bagian penting untuk membangun dan memperbaiki
jaringan tubuh, mulai dari rambut dan kuku, kulit, organ dalam tubuh sampai ke
tulang dan otot. Protein berfungsi sebagai bahan dasar pembangun tubuh dan
regulator gen. Protein juga diperlukan sebagai bahan pembantu dalam memelihara
struktur tubuh, mempercepat reaksi kimia dalam tubuh, berfungsi sebagai pembawa
pesan kimiawi, melawan infeksi, dan mengangkut oksigen dari paru-paru ke
jaringan tubuh. Walaupun protein menyediakan 4 kalori energi setiap gramnya,
tubuh menggunakan protein hanya apabila karbohidrat dan lemak yang tersedia
tidak mencukupi. Ketika diambil sebagai sumber energi, protein diubah fungsinya
dari berbagai fungsi penting lain yang sangat penting bagi tubuh.
Seperti halnya Karbohidrat, Protein juga tersusun dari
karbon, hidrogen dan oksigen. Perbedaanya, protein mengandung nitrogen, dan
dalam beberapa kasus tertentu terdapat kandungan sulfur. Protein dalam makanan,
seperti misalnya albumin pada putih telur, casein dalam susu, dan gluten pada
gandum, diurai dalam proses pencernaan menjadi asam amino. Dari lebih dari 20
asam amino yang dibutuhkan tubuh, delapan (sembilan pada orang dewasa dan
anak-anak) tidak dapat dibuat oleh tubuh dalam jumlah yang cukup untuk menjaga
kesehatan. Asam amino ini dikategorikan sebagai nutrisi esensial, dimana harus
didapatkan dari makanan yang kita santap. Asam amino esensial ini terdiri darihistidine, isoleucine, leucine, lysine, methionine, phenylalanine, threonine,tryptophan dan valine.
Ketika kita menyantap makanan dengan kadar protein tinggi, pencernaan kita
memecah makanan berprotein menjadi asam amino. Asam amino ini kemudian diserap
kedalam aliran darah dan didistribusikan ke sel-sel yang membutuhkan, asam
amino kemudian kembali menjadi protein yang menjalankan fungsi-fungsi yang
dibutuhkan tubuh.
Protein
hewani, banyak terdapat pada makanan seperti telur, susu, daging, ikan, dan
unggas, merupakan protein yang lengkap karena makanan itu mengandung semua asam
amino yang sangat diperlukan tubuh. Protein nabati, terdapat dalam sayuran,
padi-padian, dan buncis, memiliki kandungan asam amino yang kurang lengkap.
Namun demikian, protein nabati dapat dikombinasikan dalam pola makan untuk
mencukupi semua asam amino yang penting. Contoh yang baik adalah nasi dan
buncis. Salah satu dari dua makanan ini, kurang memiliki kandungan asam amino
yang cukup; tetapi asam amino yang tidak terdapat dalam nasi ada dalam buncis
dan sebaliknya. Sehingga apabila dimakan secara bersama-sama, makanan ini
menyediakan sumber protein yang cukup. Dengan demikian, orang yang tidak makan
hewan, dapat mencukupi kebutuhan protein mereka dengan pola makan yang kaya
gandum, kacang polong dan buncis yang dikeringkan, nasi, biji-bijian, dan tofu,
serta produk kacang kedelai.
Para ahli
merekomendasikan konsumsi protein sebesar 10% dari seluruh kalori dari makanan
yang disantap tiap harinya. World Health Organization merekomendasikan konsumsi
protein kualitas baik sebesar 0,75 gram perhari per kilogram berat tubuh.
Beberapa orang, terutama di Amerika Serikat dan di negara maju lain,
mengkonsumsi protein lebih dari yang dibutuhkan tubuhnya. Karena asam amino
tidak dapat di simpan untuk digunakan lain waktu, tubuh menghancurkannya dan
membuang sisa-sisanya dalam bentuk urea dalam urine. Sebaliknya, defisiensi
dalam konsumsi protein, sering ditemui pada pola makan pada negara berkembang,
dapat mengakibatkan masalah kesehatan. Marasmus and kwashiorkor, keduanya
kondisi yang membahayakan jiwa, merupakan dua bentuk kekurangan protein yang
sering ditemui.
Pada
beberapa kondisi, seperti sakit, stress, dan kehamilan dan menyusui pada
wanita, menyebabkan peningkatan kebutuhan tubuh karena tubuh membangun jaringan
atau memerangi infeksi, dan kondisi ini memerlukan peningkatan konsumsi
protein.
Sebagai contoh, wanita sehat wajarnya
memerlukan 45 grams protein setiap harinya. Para ahli merekomendasikan wanita
hamil untuk mengkonsumsi 55 gram protein tiap hari, dan ibu menyusui mengkonsumsi
65 gram untuk menjaga kesehatan.
Pria dengan
ukuran badan rata-rata sebaiknya menyantap 57 gram protein tiap hari. Untuk
menopang pertumbuhan yang cepat, bayi dan anak-anak memerlukan protein lebih
banyak daripada orang dewasa. Bayi berumur 3 bulan memerlukan 13 gram protein
setiap harinya, dan anak berumur 4 tahun perlu 22 gram. Ketika mencapai tahap
remaja, hormon seksual membuat tubuh pria membentuk lebih banyak otot daripada
wanita, oleh karena itu, protein yang dibutuhkan oleh remaja pria lebih tinggi
daripada yang dibutuhkan remaja wanita.
D. LEMAK
Lemak, yang
setiap gramnya menghasilkan 9 kalori energi, merupakan nutrisi penghasil energi
yang paling kuat, sehingga tubuh kita hanya memerlukan sedikit lemak. Lemak
memainkan peranan penting dalam membentuk membran yang mengelilingi sel-sel
tubuh kita dan dalam membantu pembekuan darah. Pada saat dicerna dan diserap
tubuh, lemak membantu tubuh menyerap vitamin tertentu. Lemak disimpan dalam
bantalan organ-organ penting tubuh dan melindungi kita dari dingin dan panas
yang berlebihan. Lemak dalam makanan mengangkut empat vitamin yang larut dalam
lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K dan juga membantu penyerapan keempatnya
dalam usus halus.
Lemak dalam tubuh diurai dari makanan yang mengandung
asam lemak yang disebut Tryglyceride. Triglyceride terdiri dari 3
asam lemak yang melekat pada suatu zat yang disebut glycerol. Berdasarkan pada
struktur asam lemaknya, lemak dibedakan menjadi lemak jenuh dan tak jenuh.
Penggolongan ini didasarkan pada apakah ikatan kimia diantara atom carbon dalam
molekul lemak berisi semua atom hidroden yang mampu mereka bawa (saturated)
atau masih memiliki kapasitas untuk mengikat atom hidrogen lagi (unsaturated).
Minyak jenuh umumnya membeku pada suhu kamar; minyak tak jenuh dan minyak tak
jenuh ganda masih dalam bentuk cair (tidak membeku dalam suhu kamar). Minyak
tak jenuh dapat dibentuk menjadi minyak jenuh dengan menambahkan atom hidrogen
dalam proses yang disebut hidrogenasi. Proses ini membentuk lemak jenuh yang
disebut asam trans-lemak.
Kadar
Trilgliserida yang tinggi dalam darah menandakan terlalu banyaknya asupan lemak
yang dikonsumsi atau proses metabolisme tubuh yang kurang baik. Apabila kadar
trigliserid dalam darah tetap tinggi dalam jangka waktu lama, maka akan
berakibat rusak atau menurunnya fungsi liver. Kadar trigliserid normal yang
disarankan adalah kurang dari 150 mg/dl. Diatas 150 sampai 199 mg/dl dianggap
masih dalam kondisi sedang tapi harus waspada. Kisaran 200-499 mg/dl termasuk
tinggi. Diatas 500 mg/dl sudah termasuk sangat tinggi. Trigliserid dapat
diturunkan secara alami dengan olah raga teratur, tidur teratur, kurangi
makanan berlemak dan makanan dengan kandungan gula sederhana, banyak minum air
putih dan mengkonsumsi makanan dengan kadar lemak tak jenuh atau lemak tak
jenuh ganda.
Kadar
Trigliserid yang tinggi juga meningkatkan resiko terkena penyakit jantung
koroner. Kadar Trigliserid yang tinggi menyebabkan darah menjadi pekat atau
kental. Darah yang kental menghalangi oksigen untuk masuk dan beredar dalam
tubuh. Akibatnya jantung bekerja lebih keras untuk memberi cukup tekanan pada
pembuluh mengalirkan darah yang pekat dan untuk memberikan asupan oksigen ke
otak dan bagian tubuh lain. Akibat langsung dari keadaan ini adalah hipertensi
atau tekanan darah tinggi. Hal ini membuat jantung sering berdebar-debar.
Apabila hal ini terjadi dalam waktu lama, akan berakibat kerusakan jantung atau
pecahnya pembuluh darah. Efek negatif trigliserid hampir sama dengan bahkan
lebih berbahaya daripada kolesterol namun kadang kurang diperhatikan.
Makanan yang
mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi ditemukan dalam telur burung puyuh
(memiliki kadar kolesterol paling tinggi), babat, gajih, jerohan, produk
ternak, seafood, dan keju. Makanan yang dimasak dengan santan juga memiliki
kadar lemak jenuh tinggi. Minuman bersoda dan sirup memicu juga tingginya kadar
kolesterol dan lemak darah. Minyak goreng yang dipakai berulang-ulang juga
berbahaya bagi mereka yang kadar lemak dan kolesterolnya tinggi.
Untuk dapat
mengerti masalah yang disebabkan karena terlalu banyak mengkonsumsi lemak
jenuh, kita harus menganalisa hubungannya dengan kolesterol. Kolesterol
merupakan zat yang termasuk dalam Sterol. Sterol adalah salah satu
dari tiga jenis lipid yang ada dalam makanan. Jadi sedikitnya ada 3 unsur
penting pembentuk lemak tubuh dalam makanan kita; yaitu Triglycerid; seperti
yang dijelaskan diatas, Phospholipids; serupa dengan triglycerid tapi memiliki
molekul phospat dalam ikatan molekulnya, dan Sterol. Kadar kolesterol yang
tinggi dalam darah, dapat mengakibatkan serangan jantung, stroke, dan masalah
kesehatan lain.
Selain reputasi yang buruk, tubuh kita
memerlukan kolesterol, yang digunakan dalam membangun membran sel, untuk
melindungi serat syaraf, dan untuk memproduksi vitamin D dan berbagai hormon,
sebagai zat kimia penghantar yang membantu mengkoordinasi fungsi tubuh. Kita
tidak membutuhkan kolesterol dalam makanan kita. Liver, dan sedikit oleh usus
halus, menghasilkan semua kolesterol yang dibutuhkan tubuh kita. Ketika kita
menyantap kolesterol dari sumber yang mengandung asam lemak jenuh, kita
meningkatkan kadar zat pembawa kolesterol dalam darah kita yang membahayakan
kesehatan.
Kolesterol,
seperti lemak, merupakan susunan zat organik yang tidak larut dalam air. Untuk
dapat bergerak dalam aliran darah, kolesterol harus diangkut oleh kendaraan
khusus, yang dinamakan lippoprotein. High–density lipoproteins (HDLs) membuang
kolesterol dari dinding arteri, mengembalikannya ke liver, dan membantu liver
membuangnya menjadi cairan empedu, suatu cairan yang diperlukan dalam proses
pencernaan. Untuk alasan ini, HDLs disebut sebagai kolesterol baik.
Low-density
lippoprotein (LDLs) dan very-low-density lippoprotein (VDLs) dikategorikan
sebagai kolesterol jahat. LDLs Dan VLDLs, keduanya mengangkut kolesterol dari
liver ke sel-sel tubuh. Pada saat mereka menjalankan fungsinya, LDLs dan VDLs
meninggalkan flek kolesterol pada dinding arteri, mempersempit dinding arteri
dan meciptakan suatu tahapan untuk penyakit jantung. Hampir 70% kolesterol di
tubuh kita dibawa oleh LDLs dan VLDLs, dan sisanya diangkut oleh HDLs. Oleh
karena itu, kita memerlukan makanan berlemak yang meningkatkan HDLs dan
menurunkan LDLs.
asam lemak
jenuh, dijumpai dalam berbagai makanan mulai dari daging sampai es krim, keju
putih sampai donat–sebaiknya membentuk tidak lebih dari 10% dari seluruh kalori
dari makanan yang disantap setiap harinya. Lemak jenuh, dianggap berbahaya
untuk jantung dan pembuluh darah karena zat itu dianggap meningkatkan kadar
LDLs dan VLDLs dan menurunkan kadar HDLs.
Lemak tak jenuh tunggal—ditemukan dalam minyak zaitun,
canola dan minyak kacang—merupakan zat lemak yang memiliki dampak yang baik
bagi kadar kolesterol darah, mengurangi LDLs dan VDLs serta meningkatkan kadar
HDLs. Lemak tak jenuh ganda–dijumpai dalam margarin dan bunga matahari, kacang
kedelai, jagung dan minyak Bunga Matahari dianggap lebih menyehatkan daripada
lemak tak jenuh tunggal. Namun demikian, apabila dikonsumsi secara berlebihan
(lebih dari 10% dari kalori sehari), zat ini dapat mengurangi kadar HDLs dalam
darah.
Kebanyakan
orang Amerika menyantap lemak sebesar 15 sampai 50 persen dari jumlah kalori
dalam sehari. Ahli kesehatan mengatakan bahwa pola makan dengan lebih dari 30%
kalori dari lemak adalah dapat membahayakan tubuh, meningkatkan resiko penyakit
jantung. Pola makan kaya lemak juga mengakibatkan kegemukan, yang sering
dihubungkan dengan tekanan darah tinggi dan diabetes melitus. Pola makan dengan
kadar lemak jenuh dan tak jenuh sering pula dihubungkan dengan tumbuhnya kanker
di usus, prostate, payudara dan rahim. Memilih pola makan yang rendah lemak dan
kolesterol sangat penting untuk memelihara kesehatan dan mengurangi resiko
penyakit yang membahayakan tubuh. Begitu pula dengan mengkonsumsi banyak sayur
dan buah serta makanan berserat sebagai sarana untuk membersihkan atau mengurai
lemak dalam darah.
E. VITAMIN
Vitamin dan
mineral dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit untuk memicu
ribuan reaksi kimia yang diperlukan untuk memelihara kesehatan tubuh. Banyak
dari reaksi kimia ini saling berhubungan, karena reaksi yang satu akan
mengakibatkan terjadinya reaksi yang lain. Vitamin juga membantu pembentukan
hormon, sel darah, reaksi kimia sistem syaraf, dan materi genetik. Beberapa
vitamin tidak berhubungan dengan reaksi kimia dan sangat berbeda dalam fungsi
phisiologi mereka. Vitamin-vitamin ini berfungsi sebagai katalis, bergabung
dengan protein untuk membuat enzim metabolisme aktif yang menyebabkan timbulnya
ratusan reaksi kimia di seluruh tubuh kita. Tanpa vitamin, banyak dari reaksi
ini menjadi terhambat atau hilang. Kenyataan secara detil mengenai bagaimana
vitamin bereaksi dalam tubuh, masih belum jelas.
13 vitamin
yang dikenal diklasifikasikan berdasarkan zat yang dapat menyerap
vitamin-vitamin ini; apakah oleh air atau lemak. Vitamin yang larut dalam
lemak–A, D, E, dan K—umumnya dikonsumsi bersama dengan makanan yang mengandung
lemak, dan karena vitamin ini dapat disimpan dalam tubuh, maka tidak perlu
dikonsumsi setiap hari. Vitamin yang larut dalam air—delapan vitamin B dan
vitamin C—tidak dapat disimpan dan harus sering dikonsumsi setiap hari.
Tubuh hanya
dapat menghasilkan vitamin D; yang lainnya harus kita dapatkan dari makanan
yang kita santap. Kekurangan vitamin-vitamin ini mengakibatkan berbagai
gangguan metabolisme dan fungsi lainnya. Pola makan yang seimbang berisi semua
vitamin yang dibutuhkan, dan orang yang melakukan pola makan seperti itu dapat
memperbaiki semua gejala kekurangan vitamin yang pernah diderita.
Namun
demikian, orang dengan pola makan khusus, karena menderita kelainan usus yang
menyebabkan penyerapan makanan yang tidak normal, atau orang sedang hamil atau
menyusui memerlukan suplemen vitamin tertentu untuk membantu metabolismenya.
Diluar kebutuhan yang sesungguhnya, suplemen vitamin juga sering dipercaya
dapat menyembuhkan berbagai penyakit, dari flu sampai kanker; tetapi
kenyataannya tubuh lebih banyak membuangnya tanpa diserap terlebih dahulu.
Selain itu, vitamin yang larut dalam lemak dapat mengganggu efek dari vitamin
lainnya dan bahkan dapat mengakibatkan keracunan apabila dikonsumsi terlalu
banyak.
1. VITAMIN A
Vitamin A
adalah alkohol dasar berwarna kuning pucat yang diturunkan dari caroten.
Vitamin ini berperan dalam pembentukan dan pemeliharaan kulit, membran lendir,
tulang, dan gigi; penglihatan; dan reproduksi. Gejala awal kekurangan vitamin
ini adalah rabun senja (kesulitan penglihatan untuk menyesuaikan dalam gelap);
gejala lainnya adalah kulit yang kering, sekresi membran yang kurang,
menyebabkan mudah masuknya bakteri; dan kekeringan pada mata karena kurang
berfungsinya kelenjar air mata, sebab utama kebutaan pada anak di negara
berkembang.
Tubuh
memperoleh vitamin A dengan dua cara. Pertama, dengan cara memprosesnya dari
karoten, suatu bahan mentah vitamin yang ditemukan dalam sayuran seperti
wortel, brokoli, labu, bayam, kale, dan kentang manis. Cara lain adalah dengan
menyerap vitamin A yang sudah jadi dari hewan pemakan tumbuhan. Pada makanan
hewani, vitamin A ditemui dalam susu, mentega, keju, kuning telur, liver, dan
minyak ikan. Walaupun masyarakat mungkin mengkonsumsi vitamin A kurang dari
yang dianjurkan, namun jumlah yang cukup dapat diperoleh dalam pola makan
normal dan tidak perlu dengan suplemen. Kelebihan vitamin A dapat mempengaruhi
pertumbuhan, menghentikan menstruasi, merusak sel darah merah, dan kekasaran
kulit, mual dan kuning.
2. VITAMIN B
Sering
disebut juga vitamin B kompleks, vitamin B merupakan zat yang rapuh, larut
dalam air, beberapa diantaranya diperlukan dalam metabolisme karbohidrat.
a. Vitamin
B1
Thiamine,
atau vitamin B1, zat tanpa warna seperti kristal, bertindak sebagai katalis
dalam metabolisme karbohidrat, membuat asam piruvic dapat diserap dan
karbohidrat melepas energinya. Thiamin juga berperan dalam sintesis zat-zat
pengatur syaraf. Kekurangan thiamin menyebabkan beriberi, yang ditandai dengan
gangguan mental, kelemahan otot, pembengkakkan jantung, dan kelumpuhan kaki dan
mungkin pada beberapa kasus, menyebabkan gagal jantung dan kematian.
Banyak
makanan mengandung thiamin, tetapi hanya sedikit yang mengandung thiamin dalam
kadar yang tinggi. Makanan yang paling banyak mengandung thiamin adalah daging
babi, daging organ (liver, jantung, dan ginjal), ragi yang berasal dari
pembuatan bir, daging, telur, sayuran dari daun-daunan hijau, sereal murni dan
yang diperkaya, jewawut, buah beri, kacang-kacangan, dan umbi-umbian.
Proses penggilingan sereal menghilangkan kadar thiamin yang tinggi dari biji gandum; akibatnya, tepung dan nasi mungkin kekurangan vitamin. Penyebaran tepung dan sereal yang diperkaya sangat mengurangi resiko kekurangan thiamin; walaupun masih terjadi sekarang pada pengguna alkohol yang kekurangan nutrisi.
Proses penggilingan sereal menghilangkan kadar thiamin yang tinggi dari biji gandum; akibatnya, tepung dan nasi mungkin kekurangan vitamin. Penyebaran tepung dan sereal yang diperkaya sangat mengurangi resiko kekurangan thiamin; walaupun masih terjadi sekarang pada pengguna alkohol yang kekurangan nutrisi.
b.VitaminB2
Riboflavin, atau vitamin B2. seperti thiamin, bertindak sebagai koenzim–suatu zat yang harus berkombinasi dengan enzim lain sehingga dapat menjalankan fungsi secara efektif–dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan khususnya protein yang sangat diperlukan pada proses pernafasan. Vitamin ini juga berfungsi untuk memelihara membran sel. Kekurangan riboflavin dapat disebabkan karena kekurangan vitamin B lain; gejalanya, walaupun tidak sejelas gejala pada keadaan kekurangan thiamin, bercak pada kulit, terutama pada sekitar hidung dan bibir, dan peka terhadap cahaya. Sumber utama riboflavin adalah liver, susu, daging, sayuran hijau, sereal dan sereal yang diperkaya, pasta, roti , dan jamur.
Riboflavin, atau vitamin B2. seperti thiamin, bertindak sebagai koenzim–suatu zat yang harus berkombinasi dengan enzim lain sehingga dapat menjalankan fungsi secara efektif–dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan khususnya protein yang sangat diperlukan pada proses pernafasan. Vitamin ini juga berfungsi untuk memelihara membran sel. Kekurangan riboflavin dapat disebabkan karena kekurangan vitamin B lain; gejalanya, walaupun tidak sejelas gejala pada keadaan kekurangan thiamin, bercak pada kulit, terutama pada sekitar hidung dan bibir, dan peka terhadap cahaya. Sumber utama riboflavin adalah liver, susu, daging, sayuran hijau, sereal dan sereal yang diperkaya, pasta, roti , dan jamur.
c. Vitamin
B3
Niacin,
disebut juga nicotinic acid, vitamin ini juga berfungsi sebagai koenzim dalam
pelepasan energi dari nutrisi. Kekurangan niacin menyebabkan pelagra, dimana
gejala pertamanya adalah bercak seperti terbakar matahari yang terjadi pada
kulit yang terkena sinar matahari langsung. Gejala selanjutnya adalah lidah
yang merah dan bengkak, diare, pikiran bingung, mudah marah, dan apabila sistem
saraf pusat terganggu, depresi dan gangguan jiwa. Sumber utama niacin adalah
liver, unggas, daging, tuna kaleng, dan salmon, padi-padian dan sereal yang
diperkaya, buncis kering dan kacang hijau, dan buah kelapa. Tubuh juga membuat
niacin dari asam amino triptophan.
Dosis niacin yang sangat besar digunakan dalam
percobaan pengobatan schizophrenia, walaupun tidak ada penelitian yang
membuktikan bahwa hal itu dapat efektif. Pada jumlah besar niacin mengurangi
kadar kolesterol darah, dan sudah digunakan secara ekstensif dalam mencegah dan
merawat arteriosclerosis. Dosis tinggi yang dikonsumsi dalam jangka waktu lama
menyebabkan kerusakan liver.
d. Vitamin
B6
Pyridoxine,
atau vitamin B6, diperlukan dalam penyerapan dan metabolisme asam amino. B6
juga memainkan peran penting dalam pemanfaatan lemak dalam tubuh dan dalam
pembentukan sel darah merah. Kekurangan Pyridoxine ditandai dengan kelainan
kulit, pecah-pecah pada sudut-sudut bibir, lidah menjadi halus, gerak yang
tidak terkendali, pusing, mual, kurang darah, dan batu ginjal. Sumber utama
pyridoxine adalah padi-padian, sereal, roti, liver, alpukat, bayam, buncis
hijau, dan pisang. Jumlah pyridoxine yang diperlukan proporsional dengan jumlah
protein yang dikonsumsi.
e. Vitamin
B12
Cobalamin,
atau vitamin B12, adalah satu vitamin yang paling sering diisolasi, diperlukan
dalam jumlah sedikit untuk pembentukan nucleoproteins, proteins, dan sel darah
merah, dan untuk memfungsikan sistem saraf. Kekurangan Cobalamin sering
disebabkan karena ketidakmampuan lambung untuk memproduksi glycoprotein, yang
merupakan zat yang membantu penyerapan vitamin ini. Anemia Pernicious akan
terjadi, dengan gejalanya seperti ketidakefektifan produksi sel darah merah,
kegagalan sintesis myelin, dan kehilangan epithelium (garis membran) dari alur
usus. Cobalamin didapatkan hanya dari sumber hewani–liver, ginjal, daging,
ikan, telur, dan susu. Vegetarian disarankan untuk mengkonsumsi suplemen
Vitamin B12
f. Vitamin B
Lainnya
Asam Folat,
atau folacin, adalah koenzim yang diperlukan untuk membentuk protein tubuh dan
hemoglobin. Penyelidikan baru-baru ini menunjukkan bahwa kekurangan asam folat
dapat menyebabkan gangguan pada silinder saraf, kelainan dari lahir yang
menyebabkan gangguan otak dan saraf. Para ahli kesehatan menyarankan wanita
hamil untuk mengkonsumsi 0,4 mg asam folat setiap hari; dan terus
mengkonsumsinya sampai umur kandungannya mencapai 3 bulan. Asam folat secara
efektif dapat mengobati penyakit kurang darah, dan penyakit tropis lain. Sumber
makanan yang mengandung asam folat adalah organ, sayuran hijau, umbi-umbian,
biji-bijian, padi-padian, dan ragi dari pembuatan bir. Asam folat hilang dari
makanan yang disimpan dalam suhu kamar dan selama proses pemasakan. Tidak
seperti vitamin yang larut dalam air, asam folat disimpan dalam liver dan tidak
perlu dikonsumsi setiap hari.
Asam
Panthotenic, vitamin B jenis lain, masih belum bisa ditentukan peranannya dalam
metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak. Zat ini berlimpah di banyak jenis
makanan dan dihasilkan pula oleh bakteri dalam usus.
Biotin,
suatu jenis vitamin B yang dibentuk oleh bakteri di usus dan banyak terdapat
dalam makanan, berperan dalam pembentukan asam lemak dan pelepasan energi dari
karbohidrat.
3. VITAMIN C
Vitamin yang
sudah dikenal baik ini berperan besar dalam pembentukan dan pemeliharaan
colagen, protein yang menopang banyak struktur tubuh dan memainkan peran utama
dalam pembentukan tulan dan gigi. Vitamin ini juga membantu penyerapan zat besi
dari sayuran yang disantap. Scurvy adalah penyakit klasik karena kekurangan
vitamin C. gejalanya adalah hilangnya proses perekatan collagen dan termasuk
pendarahan, copotnya gigi, dan perubahan tulang anak-anak membentuk O.
kenyataan bahwa konsumsi asam askorbat dalam dosis tinggi dapat mencegah demam
dan flu belum dibuktikan melalui suatu eksperimen. Dalam penelitian lain
menunjukkan bahwa asam askorbat dapat mencegah terbentuknya nitrosamines (unsur
yang ditemukan menjadi penyebab tumor pada hewan di laboratorium dan juga pada
manusia).
Bersama
dengan vitamin A (dalam bentuk beta-karoten) dan E berfungsi sebagai
anti-oksidan, yang sangat penting untuk menangkal kemungkinan timbulnya efek
dari zat kimia yang berbahaya yang dikenal dengan radikal bebas. Apabila zat
ini tidak terkendali, mereka dapat membuat sel menjadi lebih mudah dijangkiti
oleh zat-zat penyebab kanker. Radikal bebas dapat pula mengubah zat kimia dalam
tubuh menjadi suatu penyebab kanker. Polusi lingkungan seperti asap rokok,
adalah sumber radikal bebas.
Walaupun
asam askorbat yang tidak digunakan dapat cepat dibuang bersama urine, konsumsi
dalam dosis tinggi dan waktu yang lama dapat menyebabkan terbentuknya kantung
dan batu ginjal, bereaksi dengan efek dari obat penurun kepekatan darah,
penghacuran B12, dan kehilangan kalsium dari tulang. Sumber Vitamin C termasuk
buah sitrus, strawberi segar, melon, nanas, dan jambu. Sumber nabati yang baik
adalah brocolli, tomat, bayam, kale, merica hijau, kol dan lobak.
4. VITAMIN D
Vitamin ini
diperlukan untuk pembentukan tulang dan penyimpanan kalsiun dan pospor dalam
tubuh. Vitamin ini juga melindungi gigi dan tulang akibat kekurangan kalsium
yang dikonsumsi dengan menggunakan secara efektif kalsium dan pospor. Disebut
juga vitamin mentari, vitamin D ditemukan dalam kuning telur, liver, tuna, dan
susu yang diperkaya vitamin D. vitamin ini juga diproduksi tubuh ketika
sterols, yang ditemukan dalam banyak makanan, berpindah ke kulit dan teradiasi
oleh cahaya mentari. Kekurangan vitamin D (Rickets) sangat jarang terjadi di
daerah yang bayak mendapat sinar matahari. Rickets ditandai dengan penyimpangan
bentuk rusuk dan tengkorak dan kaki, karena kegagalan tubuh menyerap kalsium
dan phospor. Karena vitamin D adalah vitamin yang larut dalam lemak dan
disimpan dalam tubuh, kelebihan mengkonsumsi vitamin D dapat menyebabkan
keracunan vitamin, kerusakan ginjal, kelesuan, dan kehilangan selera.
5.VITAMINE
Peranan vitamin E didalam tubuh manusia belum dapat dijelaskan secara pasti, tetapi diketahui bahwa Vitamin ini merupakan nutrisi penting pada lebih dari 20 vertebrata. Vitamin ini memainkan beberapa peranan dalam pembentukan sel darah merah dan otot dna jaringan lain dan dalam pencegahan oksidasi vitamin A dan lemak. Ditemukan dalam minyak sayur, jewawut, liver, dan sayuran hijau. Vitamin E banyak disarankan untuk penyembuhan berbagai penyakit, tetapi tidak ada bukti yang benar-benar nyata untuk dapat menyokong asumsi ini. Walaupun vitamin E disimpan dalam tubuh, kelebihan vitamin E memiliki efek racun yang lebih kecil daripada vitamin lain yang larut dalam lemak.
Peranan vitamin E didalam tubuh manusia belum dapat dijelaskan secara pasti, tetapi diketahui bahwa Vitamin ini merupakan nutrisi penting pada lebih dari 20 vertebrata. Vitamin ini memainkan beberapa peranan dalam pembentukan sel darah merah dan otot dna jaringan lain dan dalam pencegahan oksidasi vitamin A dan lemak. Ditemukan dalam minyak sayur, jewawut, liver, dan sayuran hijau. Vitamin E banyak disarankan untuk penyembuhan berbagai penyakit, tetapi tidak ada bukti yang benar-benar nyata untuk dapat menyokong asumsi ini. Walaupun vitamin E disimpan dalam tubuh, kelebihan vitamin E memiliki efek racun yang lebih kecil daripada vitamin lain yang larut dalam lemak.
6.VITAMINK
Vitamin ini diperlukan terutama untuk pembekuan darah. Vitamin ini membantu dalam pembentukan prothrombin, suatu enzim yang diperlukan untuk memproduksi fibrin untuk pembekuan darah. Sumber makanan yang paling kaya vitamin K adalah alfalfa dan liver ikan,yang digunakan untuk membuat konsentrat vitamin ini. Makanan lain termasuk sayuran hijau, kuning telur, minyak kedelai, dan liver. Untuk orang dewasa yang sehat, pola makan normal dan sintesis bakteri dalam usus memberikan cukup vitamin K dan protrombin yang dibutuhkan tubuh. Gangguan pencernaan mungkin dapat menyebabkan terganggunya penyerapan vitamin K dan kemudian menghambat proses pembekuan darah.
Vitamin ini diperlukan terutama untuk pembekuan darah. Vitamin ini membantu dalam pembentukan prothrombin, suatu enzim yang diperlukan untuk memproduksi fibrin untuk pembekuan darah. Sumber makanan yang paling kaya vitamin K adalah alfalfa dan liver ikan,yang digunakan untuk membuat konsentrat vitamin ini. Makanan lain termasuk sayuran hijau, kuning telur, minyak kedelai, dan liver. Untuk orang dewasa yang sehat, pola makan normal dan sintesis bakteri dalam usus memberikan cukup vitamin K dan protrombin yang dibutuhkan tubuh. Gangguan pencernaan mungkin dapat menyebabkan terganggunya penyerapan vitamin K dan kemudian menghambat proses pembekuan darah.
Vitamin
|
Sumber Kandungan
|
Kegunaan
|
Defisiensi
|
Larut Dalam Lemak
|
A
|
Sayuran hijau, produk susu, hati
|
Komponen pigmen sensitif cahaya di
mata, pemeliharaan jaringan epithel
|
Rabun ayam, kebutaan, kulit yang
sangat kering
|
D
|
Produk ternak, telur, minyak ikan,
sinar ultraviolet
|
Penyerapan kalsium, formasi tulang
|
Rickets (deformasi tulang)
|
E
|
Margarin, biji-bijian, sayuran
hijau
|
Melindungi asam lemak dan membran
sel dari oksidasi
|
Anemia
|
K
|
Sayuran hijau
|
Pembekuan darah
|
Pendarahan yang tidak terkontrol
|
Larut Dalam Air
|
B1 (Thiamine)
|
Jerohan, daging babi, padi-padian,
umbi-umbian
|
Metabolisme karbohidrat, fungsi
saraf dan jantung
|
Beri-beri (melemahnya fungsi
jantung, edema, degenerasi saraf dan otot)
|
B2 (Riboflavin)
|
Produk susu, Liver, telur,
padi-padian, umbi-umbian
|
metabolisme energi
|
Iritasi mata, peradangan dan
rusaknya sel kulit
|
B3 (Niacin atau Asam Nicotonic)
|
Hati, daging has, padi-padian, dan
akar-akaran
|
Oksidasi-reaksi reduksi pada
respirasi selular
|
Pellegra (kulit dan gangguan
gastrointestinal, peradangan saraf, gangguan mental
|
B5 (Asam Pantothenic)
|
Produk susu, hati, telur, padi-padian,
umbi-umbian
|
Metabolisme energi
|
Kelelahan, kehilangan koordinasi
|
B6 (Pyrodoxine)
|
Sereal padi-padian, sayuran,
daging
|
metabolisme asam amino
|
Cegukan, iritasi, batu ginjal
|
B12 (Cobalamin)
|
Daging merah, telur, produk ternak
|
Produksi asam nukleat
|
anemia pernisius, gangguan
neurological
|
Biotin
|
Daging, sayur, umbi-umbian
|
Sintesa lemak dan metabolisme asam
amino
|
Depresi, kelelahan, nausea
|
C (Ascorbat Acid)
|
Buah-buahan sitrus, sayuran hijau,
tomat
|
Pembentukan Collagen di gigi,
tulang dan jaringan sambungan pada pembuluh darah; membantu melawan infeksi
|
Scurvy (kerusakan kulit, pembuluh
darah dan gigi)
|
Asam Folat
|
Gandum, sayuran hijau, umbi-umbian
|
metabolisme asam nukleat
|
Anemia, diare
|
F. MINERAL
Mineral
adalah unsur logam dalam jumlah yang sedikit yang sangat penting untuk
pertumbuhan gigi dan tulang yang sehat. Mineral juga membantu dalam aktifitas
sel yang berfungsi seperti enzim, kontraksi otot, reaksi dan transmisi syaraf,
kekebalan tubuh, dan pembekuan darah. Mineral-mineral utama, kecuali sulfur,
berada dalam tubuh dalam bentuk ion. Sodium, potasium, magnesium dan kalsium
sebagai ion positif sedangkan klorid dan fosfat sebagai ion negatif. Garam
mineral terurai dalam cairan tubuh dan membantu mengatur keseimbangan cairan
tubuh, tekanan osmosis, keseimbangan asam tubuh.
Sulfur dan
zat besi menjadi bagian dari molekul organik dalam tubuh. Sulfur berfungsi
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari thiamin, biotin, dan asam pantothenic
dan asam amino jenis methionine, cysteine, dan cystine. Zat besi yang merupakan
bagian dari Hemoglobin, dan yodium yang menjadi komponen dari hormon thyroid
yang membantu mengatur proses metabolisme tubuh. Mineral lain seperti phosphate
menjadi phospolipid yang menyusun membran sel dan bahan genetik (DNA dan RNA),
serta molekul energi tinggi adenosin trifosfat (ATP).
Berbeda
dengan Karbohidrat, Lemak atau Protein, mineral merupakan elemen anorganik
sederhana yang tidak dihasilkan tubuh dan bukan sumber energi. Mineral menyusun
4-6 persen dari berat tubuh. Hampir setengah dari mineral tubuh adalah Kalsium
dan sepertiganya terdiri dari Fosfor (pospat). Sisanya terbentuk dari mineral
yang berasal dari makanan yang dikonsumsi. Mineral tidak hanya menjadi bagian
penting dari pembentukan dan kekuatan gigi dan tulang, tapi juga berfungsi luas
dalam metabolisme. Dalam proses metabolisme, mineral berfungsi sebagai
elektrolit yang mengendalikan pergerakan air dari dan ke dalam sel, sebagai
bagian dari sistem enzim dan sebagai konstituen dari berbagai molekul organik.
Berdasarkan
jumlah yang ada dan dibutuhkan tubuh, mineral dibagi menjadi tiga golongan :
- Macromineral; yaitu mineral yang dibutuhkan tubuh lebih dari 100 miligram perhari. Terdiri dari Kalsium, Fosfor, Magnesium, Sulfur, Sodium, Chloride dan Potassium.
- Micromineral; yaitu mineral yang dibutuhkan tubuh sekitar 15 miligram perhari. Terdiri dari zat besi, zinc, tembaga, mangan, yodium, selenium, fluoride, molybdenum, chromium dan Kobalt (sebagai bagian dari molekul vitamin B12).
- Ultratracemineral adalah istilah yang digunakan untuk menamakan mineral yang terdapat dalam makanan dalam jumlah yang sangat kecil (microgram sehari). Contohnya adalah arsenic, boron, nickel, silicon, dan vanadium. Fungsi dan kegunaan dari kelompok mineral ini sampai sekarang belum jelas.
Kadar mineral
dalam satu jenis makanan berbeda-beda tergantung dari kondisi dimana makanan
tersebut tumbuh atau berada. Kesuburan tanah, komposisi dan kecukupan air
sangat menentukan kadar mineral dalam suatu jenis makanan. Mineral tidak hilang
karena proses pemasakan. Bahkan apabila suatu makanan dibakar, kandungan
mineral dalam abu dan sisa pembakaran makanan tersebut tidak berubah.
Banyak
faktor mempengaruhi penyerapan dan berfungsi tidaknya mineral dalam tubuh.
Hanya sedikit kalsium yang terdapat dalam sayur bayam yang dapat diserap tubuh,
karena bayam juga mengandung asam oxalic yang mengikat kalsium dan ikut
terbuang. Zat besi yang berasal dari tumbuhan meningkat penyerapannya selama
terdapat ketersediaan vitamin C dalam tubuh. Kalsium dapat mudah diserap tubuh
jika terdapat cukup vitamin D dalam santapan harian. Faktor kunci lainnya yang
mempengaruhi penyerapan mineral adalah kebutuhan fisiologis dari mineral pada
satu waktu. Namun demikian, mineral yang terlalu banyak dalam tubuh dapat
menimbulkan efek racun. Hal ini terutama pada unsur logam seperti zat besi dan
tembaga.
Vitamin dan
mineral ditemukan dalam beraneka ragam makanan, tetapi beberapa makanan mungkin
memiliki kandungan vitamin atau mineral tertentu yang lebih baik. Sebagai
contoh, jeruk mengandung vitamin C dalam kadar yang cukup tinggi dan asam folat
tetapi sangat sedikit vitamin lain. Susu mengandung banyak kalsium tetapi sama
sekali tidak mengandung vitamin C. Kentang kaya vitamin A, tetapi kentang putih
tidak mengandung vitamin ini. Karena perbedaan kandungan vitamin dan mineral
dalam makanan, maka disarankan untuk mengkonsumsi makanan secara bervariasi.
III. TERLALU
BANYAK DAN TERLALU SEDIKIT MAKAN
Apabila
tubuh tidak menerima nutrisi makanan yang cukup dalam jangka waktu tertentu,
tubuh menjadi lemah dan kemampuannya memerangi infeksi jauh berkurang. Otak
menjadi lamban dan tidak cepat bereaksi. Tubuh memanfaatkan cadangan lemak
untuk menjadi energi, dan otot melemah supaya tidak menggunakan energi terlalu
banyak. Akhirnya tubuh menjadi lemah, jantung tidak memompa darah dengan cukup,
dan kematian terjadi–akibat terburuk yang terjadi akibat malnutrisi.
Penyakit kurang gizi disebabkan karena kurangnya cakupan konsumsi pada nutrisi-nutrisi utama. Penyakit ini juga dapat disebabkan karena mengkonsumsi makanan yang kurang kadar vitamin dan mineral tertentu, mengkonsumsi makanan yang kurang bervariasi, atau karena kurang makan. Malnutrisi dapat menggambarkan keadaan-keadaan seperti kemiskinan, perang, kelaparan, dan wabah penyakit. Hal itu dapat pula disebabkan karena kelainan seperti anorexia nervosa dan bulimia. Walaupun malnutrisi lebih umum dihubungkan dengan kurangnya konsumsi makanan, hal itu dapat pula terjadi pada kasus dimana seseorang cukup mengkonsumsi makanan tetapi memilih makanan yang rendah kadar nutrisi pentingnya. Malnutrisi jenis ini lebih umum terjadi pada negara maju seperti Amerika Serikat. Ketika pola makan yang kurang baik menjadi pilihan seseorang, mungkin orang itu cukup mengkonsumsi kalori setiap harinya. Contohnya, kekurangan zat besi merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi pada wanita dan anak kecil di Amerika Serikat, dan rendahnya konsumsi kalsium berakibat langsung pada kualitas tulang yang tidak baik dan meningkatkan resiko patah tulang terutama pada usia muda.
Penyakit kurang gizi disebabkan karena kurangnya cakupan konsumsi pada nutrisi-nutrisi utama. Penyakit ini juga dapat disebabkan karena mengkonsumsi makanan yang kurang kadar vitamin dan mineral tertentu, mengkonsumsi makanan yang kurang bervariasi, atau karena kurang makan. Malnutrisi dapat menggambarkan keadaan-keadaan seperti kemiskinan, perang, kelaparan, dan wabah penyakit. Hal itu dapat pula disebabkan karena kelainan seperti anorexia nervosa dan bulimia. Walaupun malnutrisi lebih umum dihubungkan dengan kurangnya konsumsi makanan, hal itu dapat pula terjadi pada kasus dimana seseorang cukup mengkonsumsi makanan tetapi memilih makanan yang rendah kadar nutrisi pentingnya. Malnutrisi jenis ini lebih umum terjadi pada negara maju seperti Amerika Serikat. Ketika pola makan yang kurang baik menjadi pilihan seseorang, mungkin orang itu cukup mengkonsumsi kalori setiap harinya. Contohnya, kekurangan zat besi merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi pada wanita dan anak kecil di Amerika Serikat, dan rendahnya konsumsi kalsium berakibat langsung pada kualitas tulang yang tidak baik dan meningkatkan resiko patah tulang terutama pada usia muda.
Pola makan
yang berlebihan dapat pula berakibat pada masalah nutrisi. Kegemukan (obesity)
adalah kondisi karena memiliki terlalu banyak lemak tubuh. Kegemukan juga
sangat berkaitan dengan penyakit yang beresiko tinggi seperti diabetis melitus,
penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker. Mengkonsumsi makanan dengan kadar
garam tinggi dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, suatu kondisi yang sering
tidak terdiagnosa yang menyebabkan jantung bekerja lebih berat dan menyebabkan
pembuluh arteri bengkak atau luka. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan
stroke, serangan jantung, dan gagal ginjal. Pola makan dengan kadar kolestrol
dan lemak yang tinggi, khususnya lemak jenuh merupakan sebab utama
atherosclerosis, yang terjadi karena lemak dan kolesterol bertumpuk di arteri
dan menyebabkan berkurangnya kapasitas darah yang mengalir.
Tujuan
pembelajaran adalah diharapkan mahasiswa diakhir perkuliahan dapat menjelaskan
konsep dasar ilmu gizi. Materi ini akan membahas beberapa pokok bahasan yang
berkaitan dengan konsep dasar ilmu gizi antara lain :
Beberapa
pengertian/ istilah dalam gizi.
Sejarah
perkembangan ilmu gizi.
Ruang lingkup ilmu
gizi.
Pengelompokan zat
gizi menurut kebutuhan.
Fungsi zat gizi.
Beberapa Pengertian
/ Istilah Dalam Gizi
Ilmu Gizi
(Nutrience Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan
dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/ tubuh.
Zat Gizi
(Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta
mengatur proses-proses kehidupan.
Gizi (Nutrition)
adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal
melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dri organ-organ, serta menghasilkan energi.
Pangan adalah
istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan.
Makanan adalah
bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-unsur/ ikatan
kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila
dimasukkan ke dalam tubuh.
Bahan makanan
adalah makanan dalam keadaan mentah.
Status gizi adalah
keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi.
Kata “gizi” berasal
dari bahasa Arab ghidza, yg berarti “makanan”. Ilmu gizi bisa berkaitan dengan
makanan dan tubuh manusia.
Dalam bahasa
Inggris, food menyatakan makanan, pangan dan bahan makanan.
Pengertian gizi
terbagi secara klasik dan masa sekarang yaitu :
Secara Klasik :
gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh (menyediakan energi, membangun,
memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh).
Sekarang : selain
untuk kesehatan, juga dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang karena gizi
berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, produktivitas kerja.
Sejarah
Perkembangan Ilmu Gizi
Berdiri tahun 1926,
oleh Mary Swartz Rose saat dikukuhkan sebagai profesor ilmu gizi di Universitas
Columbia, New York, AS. Pada zaman purba, makanan penting untuk kelangsungan hidup. Sedangkan pada zaman
Yunani, tahun 400 SM ada teori Hipocrates yang menyatakan bahwa makanan sebagai
panas yang dibutuhkan manusia, artinya manusia butuh makan.
Beberapa penelitian
yang menegaskan bahwa ilmu gizi sudah ada sejak dulu, antara lain:
Penelitian tentang
Pernafasan dan Kalorimetri – Pertama dipelajari oleh Antoine Lavoisier (1743-1794). Mempelajari hal-hal yang
berkaitan dengan penggunaan energi
makanan yang meliputi proses pernafasan,
oksidasi dan kalorimetri. Kemudian berkembang hingga awal abad 20, adanya penelitian tentang pertukaran energi dan
sifat-sifat bahan makanan pokok.
Penemuan Mineral –
Sejak lama mineral telah diketahui dalam tulang dan gigi. Pada tahun 1808
ditemukan kalsium. Tahun 1808, Boussingault menemukan zat besi sebagai zat
esensial. Ringer (1885) dan Locke (1990), menemukan cairan tubuh perlu
konsentrasi elektrolit tertentu. Awal abad 20, penelitian Loeb tentang pengaruh
konsentrasi garam natrium, kalium dan kalsium klorida terhadap jaringan hidup.
Penemuan Vitamin –
Awal abad 20, vitamin sudah dikenal. Sejak tahun 1887-1905 muncul
penelitian-penelitian dengan makanan yang dimurnikan dan makanan utuh. Dengan
hasil: ditemukan suatu zat aktif dalam makanan yang tidak tergolong zat gizi
utama dan berperan dalam pencegahan penyakit (Scurvy dan Rickets). Pada tahun
1912, Funk mengusulkan memberi nama vitamine untuk zat tersebut. Tahun 1920,
vitamin diganti menjadi vitamine dan diakui sebagai zat esensial.
Penelitian Tingkat
Molekular dan Selular – Penelitian ini dimulai tahun 1955, dan diperoleh
pengertian tentang struktur sel yang rumit serta peranan kompleks dan vital zat
gizi dalam pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel. Setelah tahun 1960, penelitian
bergeser dari zat-zat gizi esensial ke inter relationship antara zat-zat gizi,
peranan biologik spesifik, penetapan kebutuhan zat gizi manusia dan pengolahan
makanan thdp kandungan zat gizi.
Keadaan Sekarang –
Muncul konsep-konsep baru antara lain: pengaruh keturunan terhadap kebutuhan
gizi; pengaruh gizi terhadap perkembangan otak dan perilaku, kemampuan bekerja
dan produktivitas serta daya tahan terhadap penyakit infeksi. Pada bidang
teknologi pangan ditemukan : cara mengolah makanan bergizi, fortifikasi bahan
pangan dengan zat-zat gizi esensial, pemanfaatan sifat struktural bahan pangan,
dsb. FAO dan WHO mengeluarkan Codex Alimentaris (peraturan food labeling dan
batas keracunan).
Ruang Lingkup Ilmu
Gizi
Ruang lingkup cukup
luas, dimulai dari cara produksi pangan, perubahan pascapanen (penyediaan
pangan, distribusi dan pengolahan pangan, konsumsi makanan serta cara
pemanfaatan makanan oleh tubuh yang sehat dan sakit).
Ilmu gizi berkaitan
dengan ilmu agronomi, peternakan, ilmu pangan, mikrobiologi, biokimia, faal,
biologi molekular dan kedokteran.
Informasi gizi yang
diberikan pada masyarakat, yang meliputi gizi individu, keluarga dan
masyarakat; gizi institusi dan gizi olahraga.
Perkembangan gizi
klinis :
Anamnesis dan
pengkajian status nutrisi pasien.
Pemeriksaan fisik
yang berkaitan dengan defisiensi zat besi.
Pemeriksaan
antropometris dan tindak lanjut terahdap gangguannya.
Pemeriksaan
radiologi dan tes laboratorium dengan status nutrisi pasien.
Suplementasi oral,
enteral dan parenteral.
Interaksi timbal
balik antara nutrien dan obat-obatan.
Bahan tambahan
makanan (pewarna, penyedap dan sejenis serta bahan-bahan kontaminan).
Pengelompokan Zat
Gizi Menurut Kebutuhan
Terbagi dalam dua
golongan besar yaitu makronutrien dan mikronutrien.
Makronutrien
Komponen terbesar
dari susunan diet, berfungsi untuk menyuplai energi dan zat-zat esensial
(pertumbuhan sel/ jaringan), pemeliharaan aktivitas tubuh. Karbohodrat (hidrat
arang), lemak, protein, makromineral dan air.
Mikronutrien
Golongan
mikronutrien terdiri dari :
Karbohidrat –
Glukosa; serat.
Lemak/ lipida –
Asam linoleat (omega-6); asam linolenat (omega-3).
Protein – Asam-asam
amino; leusin; isoleusin; lisin; metionin; fenilalanin; treonin; valin;
histidin; nitrogen nonesensial.
Mineral – Kalsium;
fosfor; natrium; kalium; sulfur; klor; magnesium; zat besi; selenium; seng;
mangan; tembaga; kobalt; iodium; krom fluor; timah; nikel; silikon, arsen,
boron; vanadium, molibden.
Vitamin – Vitamin A
(retinol); vitamin D (kolekalsiferol); vitamin E (tokoferol); vitamin K;
tiamin; riboflavin; niaclin; biotin; folasin/folat; vitamin B6; vitamin B12;
asam pantotenat; vitamin C.
Air
Fungsi Zat Gizi
Memberi energi (zat
pembakar) – Karbohidrat, lemak dan protein, merupakan ikatan organik yang
mengandung karbon yang dapat dibakar dan dibutuhkan tubuh untuk melakukan
kegiatan/aktivitas.
Pertumbuhan dan
pemeliharaan jaringan tubuh (zat pembangun) – Protein, mineral dan air,
diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan menganti sel yang
rusak.
Mengatur proses
tubuh (zat pengatur) – Protein, mineral, air dan vitamin. Protein bertujuan
mengatur keseimbangan air di dalam sel,bertindak sebagai buffer dalam upaya
memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme
yang bersifat infektil dan bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam tubuh.
Mineral dan vitamin sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi, fungsi
normal sarafdan otot serta banyak proses lain yang terjadi dalam tubuh, seperti
dalam darah, cairan pencernaan, jaringan, mengatur suhu tubuh, peredaran darah,
pembuangan sisa-sisa/ ekskresi dan lain-lain proses tubuh.
Referensi
Almatsier, S.
Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001.
Francin, P. Gizi
Dalam Kesehatan Reproduksi. EGC, Jakarta, 2005.
Moehji, S. Ilmu
Gizi. Jilid I. Bhatara Karya Pustaka, Jakarta, 1982.
Supariasa, I.
Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta, 2002.
Kata Kunci
ilmu gizi,
pengertian gizi, pengertian ilmu gizi, fungsi zat gizi, pengertian zat gizi,
konsep dasar ilmu gizi, ilmu gizi dasar, makronutrien, fungsi gizi, pengertian
status gizi, ilmu gizi olahraga, definisi gizi buruk, definisi ilmu gizi,
pengertian makronutrien, pengertian bahan makanan, sejarah perkembangan ilmu
gizi, gizi dasar, artikel ilmu gizi, prinsip dasar ilmu gizi, konsep dasar
gizi, ruang lingkup ilmu gizi, materi gizi, pengelompokan zat gizi, ilmu gizi
dan kesehatan, sejarah ilmu gizi.
0 komentar:
Posting Komentar
Saya berharap para pembaca untuk memberikan kritik,saran dan masukannya.