Kuda Renggong atau Kuda Depok ialah salah satu jenis
kesenian helaran yang terdapat di Kabupaten Sumedang, Majalengka dan Karawang.
Cara penyajiannya yaitu, seekor kuda atau lebih di hias warna-warni, budak
sunat dinaikkan ke atas punggung kuda tersebut, Budak sunat tersebut dihias
seperti seorang Raja atau Satria, bisa pula meniru pakaian para Dalem Baheula,
memakai Bendo, takwa dan pakai kain serta selop.
Di depan rombongan Kuda Renggong ada seorang Pelatuk, yaitu
saiah seorang pemain Kuda Renggong, yang bertindak sebagai penunjuk jalan dan
pimpinan koordinator firing-iringan tersebut.
Tetabuhannya berupa Kendang besar, Goong,Tarompet, Genjring
atau Terbang Gede atau Dulag, bahkan disertakan pula Sinden dan beberapa penari
laki-laki dan perempuan. Maka arak-arakan tersebut berjalan menurut arah yang
telah ditentukan sebelumnya.
Kuda Renggongnya bergerakgerak seperti menari, karena sudah
terlatih dan terbiasa mendengar tetabuhan. Gerakannya seirama dengan bu:nyi
yang dimainkan. Apabila iramanya lambat, Kuda Renggong akan menggerakan
tubuhnya dengan lambat pula, begitu pula apabila iramanya cepat Kuda Renggong
akan menggerakan tubuhnya dengan cepat pula
Gerakanya selain gerakan kaki Kuda yang
berjingkrak-jingkrak, juga kepala Kuda Renggong pun ikut pula terangguk-angguk.
Di depan atau di pinggir Kuda Renggong ada beberapa penari, baik dari rombongan
Kuda Renggong sendiri maupun dari para penonton atau kerabat yang punya
hajatan. Mereka dengan suka citanya ikut berjoget atau menari sebisanya, dan
hal inilah yang menambah semaraknya pertunjukkan Kuda Renggong.
Konon pemeiiharaan kuda untuk Kuda Renggong sangat
diutarnakan. Selain diberi makan rumput, ongok juga diberi madu, susu, dan
telur. Surai nyapun dipelihara dengan baik pula, diuntun dengan memakai pita
serta dipasangkan perhiasan yang cerah dengan warna-warni yang indah
Sejarah
Menurut tuturan beberapa seniman, Kuda Renggong muncul
pertama kali dari desa Cikurubuk, Kecamatan Buah
Dua, Kabupaten Sumedang. Di dalam perkembangannya Kuda Renggong mengalami
perkembangan yang cukup baik, sehingga tersebar ke berbagai desa di beberapa
kecamatan di luar Kecamatan Buah Dua. Dewasa ini, Kuda Renggong menyebar juga
ke daerah lainnya di luar Kabupaten Sumedang.
Bentuk kesenian
Sebagai seni pertunjukan rakyat yang berbentuk seni helaran (pawai,
karnaval), Kuda Renggong telah berkembang dilihat dari pilihan bentuk kudanya
yang tegap dan kuat, asesoris kuda dan perlengkapan musik pengiring, para
penari, dll., dan semakin hari semakin semarak dengan pelbagai kreasi para
senimannya. Hal ini tercatat dalam setiap festival Kuda Renggong yang diadakan
setiap tahunnya. Akhirnya Kuda Renggong menjadi seni pertunjukan khas Kabupaten
Sumedang. Kuda Renggong kini telah menjadi komoditi pariwisata yang
dikenal secara nasional dan internasional.
Dalam pertunjukannya, Kuda Renggong memiliki dua kategori
bentuk pertunjukan, antara lain meliputi pertunjukan Kuda Renggong di desa dan
pada festival.
Pertunjukan di pemukiman
Pertunjukan Kuda Renggong dilaksanakan setelah anak sunat
selesai diupacarai dan diberi doa, lalu dengan berpakaian wayang tokoh Gatotkaca,
dinaikan ke atas kuda Renggong lalu diarak meninggalkan rumahnya berkeliling,
mengelilingi desa.
Musik pengiring dengan penuh semangat mengiringi sambung
menyambung dengan tembang-tembang yang dipilih, antara lain Kaleked, Mojang
Geulis, Rayak-rayak, Ole-ole Bandung, Kembang
Beureum, Kembang Gadung, Jisamsu, dll. Sepanjang
jalan Kuda Renggong bergerak menari dikelilingi oleh sejumlah orang yang
terdiri dari anak-anak, juga remaja desa, bahkan orang-orang tua mengikuti
irama musik yang semakin lama semakin meriah. Panas dan terik matahari
seakan-akan tak menyurutkan mereka untuk terus bergerak menari dan bersorak
sorai memeriahkan anak sunat. Kadangkala diselingi dengan ekspose Kuda Renggong
menari, semakin terampil Kuda Renggong tersebut penonton semakin bersorak dan
bertepuk tangan. Seringkali juga para penonton yang akan kaul dipersilahkan
ikut menari.
Setelah berkeliling desa, rombongan Kuda Renggong kembali ke
rumah anak sunat, biasanya dengan lagu Pileuleuyan (perpisahan).
Lagu tersebut dapat dilantunkan dalam bentuk instrumentalia atau dinyanyikan.
Ketika anak sunat selesai diturunkan dari Kuda Renggong, biasanya dilanjutkan
dengan acara saweran (menaburkan uang logam dan beras putih) yang menjadi acara
yang ditunggu-tunggu, terutama oleh anak-anak desa.
Pertunjukan festival
Pertunjukan Kuda Renggong di Festival Kuda Renggong berbeda
dengan pertunjukan keliling yang biasa dilakukan di desa-desa. Pertunjukan Kuda
Renggong di festival Kuda Renggong, setiap tahunnya menunjukan peningkatan,
baik jumlah peserta dari berbagai desa, juga peningkatan media pertunjukannya,
asesorisnya, musiknya, dll. Sebagai catatan pengamatan, pertunjukan Kuda
Renggong dalam sebuah festival biasanya para peserta lengkap dengan
rombongannya masing-masing yang mewakili desa atau kecamatan se-Kabupaten
Sumedang dikumpulkan di area awal keberangkatan, biasanya di jalan raya depan
kantor Bupati, kemudian dilepas satu persatu mengelilingi rute jalan yang telah
ditentukan panitia (Diparda Sumedang). Sementara pengamat yang bertindak
sebagai Juri disiapkan menilai pada titik-titik jalan tertentu yang akan
dilalui rombongan Kuda Renggong.
Dari beberapa pertunjukan yang ditampilkan nampak upaya
kreasi masing-masing rombongan, yang paling menonjol adalah adanya penambahan
jumlah Kuda Renggong (rata-rata dua bahkan empat), pakaian anak sunat tidak
lagi hanya tokoh Wayang Gatotkaca, tetapi dilengkapi dengan anak putri yang
berpakaian seperti putri Cinderella dalam dongeng-dongeng Barat.
Penambahan asesoris Kuda, dengan berbagai warna dan payet-payet yang meriah
keemasan, payung-payung kebesaran, tarian para pengiring yang ditata, musik
pengiring yang berbeda-beda, tidak lagi Kendang Penca, tetapi Bajidoran, Tanjidor, Dangdutan, dll.
Demikian juga dengan lagu-lagunya, selain yang biasa mereka bawakan di desanya
masing-masing, sering ditambahkan dengan lagu-lagu dangdutan yang sedang
popular, seperti Goyang Dombret, Pemuda Idaman, Mimpi
Buruk, dll. Setelah berkeliling kembali ke titik keberangkatan.
Perkembangan
Dari dua bentuk pertunjukan Kuda Renggong, jelas muncul
musik pengiring yang berbeda. Musik pengiring Kuda Renggong di desa-desa,
biasanya cukup sederhana, karena umumnya keterbatasan kemampuan untuk memiliki
alat-alat musik (waditra) yang baik. Umumnya terdiri dari kendang, bedug, goong, trompet, genjring kemprang, ketuk, dan kecrek. Ditambah
dengan pembawa alat-alat suara (speaker toa, ampli sederhana, mike sederhana).
Sementara musik pengiring Kuda Renggong di dalam festival, biasanya berlomba
lebih "canggih" dengan penambahan peralatan musik terompet, Bass,
keyboard organ, simbal, drum, tamtam, dll. Juga di dalam
alat-alat suaranya.
Makna
Makna yang secara simbolis berdasarkan beberapa keterangan
yang berhasil dihimpun, diantaranya
- Makna spiritual: semangat yang dimunculkan adalah merupakan rangkaian upacara inisiasi (pendewasaan) dari seorang anak laki-laki yang disunat. Kekuatan Kuda Renggong yang tampil akan membekas di sanubari anak sunat, juga pemakaian kostum tokoh wayang Gatotkaca yang dikenal sebagai figur pahlawan;
- Makna interaksi antar mahluk Tuhan: kesadaan para pelatih Kuda Renggong dalam memperlakukan kudanya, tidak semata-mata seperti layaknya pada binatang peliharaan, tetapi memiliki kecenderungan memanjakan bahkan memposisikan kuda sebagai mahluk Tuhan yang dimanjakan, baik dari pemilihan, makanannya, perawatannya, pakaiannya, dan lain-lain;
- Makna teatrikal: pada saat-saat tertentu di kala Kuda Renggong bergerak ke atas seperti berdiri lalu di bawahnya juru latih bermain silat, kemudian menari dan bersilat bersama. Nampak teatrikal karena posisi kuda yang lebih tampak berwibawa dan mempesona. Atraksi ini merupakan sajian yang langka, karena tidak semua Kuda Renggong, mampu melakukannya;
- Makna universal: sejak zaman manusia mengenal binatang kuda, telah menjadi bagian dalam hidup manusia di pelbagai bangsa di pelbagai tempat di dunia. Bahkan kuda banyak dijadikan simbol-simbol, kekuatan dan kejantanan, kepahlawanan, kewibawaan dan lain-lain.
0 komentar:
Posting Komentar
Saya berharap para pembaca untuk memberikan kritik,saran dan masukannya.