Dalam beberapa hal, agama Romawi sangat mirip dengan agama
Yunani, namun dalam hal lain, keduanya juga cukup berbeda. Seperti orang
Yunani, bangsa Romawi juga mempercayai banyak dewa, dan masing-masing dewa
mengendalikan berbagai unsur dunia dan kehidupan, misalnya badai, samudra,
pernikahan, pandai besi, dll. Namun bangsa Romawi lebih tertarik pada konsep
kontrak, dibandingkan bangsa Yunani yang lebih menyukai konsep keseimbangan.
Salah satu konsep agama Romawi adalah "do ut des" (aku beri maka kau
akan balas memberi). Orang-orang memberi persembahan pada para dewa sehingga para
dewa akan memberi mereka pertolongan sebagai balasannya.
Dewa utama Romawi adalah Jupiter. Namanya berkaitan dengan
dewa utama Yunani, Zeus, dan mereka pun banyak memiliki kemiripan. Keduanya
sama-sama dewa langit dan memiliki senjata berupa petir. Semntara itu, dewi
Romawi Juno dan Minerva berkaitan dengan dewi Yunani Hera dan Athena.
Setelah ditaklukan oleh Romawi, bangsa Afrika (termasuk
Mesir), Eropa, dan Asia Barat (termasuk Yahudi) tetap menyembah tuhan
masing-masing sambil mengadopsi pemujaan dewa Romawi. Para pemimpin Romawi
tidak keberatan dengan orang-orang yang menyembah banyak dewa, berapapun
banyaknya. Namun mereka tidak suka jika orang Yahudi dan Nasrani menolak untuk
menyembah dewa Romawi.
Pada awalnya, dewa Romawi dan dewa Yunani sangat berbeda
walaupun sedikit berkaitan. Namun setelah bangsa Romawi mengenal agama Etruska
dan Yunani, bangsa Romawi sangat mengagumi dewa-dewa mereka, dan bangsa Romawi
pun mulai mengadopsi banyak dewa Yunani sambil tetap menyembah dewa Romawi,
contoh dewa Yunani yang banyak disembah oleh Romawi adalah Kastor dan Pollux.
Selain itu, bangsa Romawi juga menyerap dewi Isis dai Mesir dan dewa Mithra
dari Suriah.
Bagi orang Romawi, kaisar mereka adalah dewa, atau orang
yang dekat dengan dewa. Di bagian timur Kekaisaran Romawi, orang-orang memuja
kaisar sebagai dewa, sementara di bagian barat kekaisaran, orang-orang lebih
memuja dewa pelindung sang kaisar, alih-alih kaisar itu sendiri.
Dewa-dewi Romawi
Jupiter-Juno-Minerva
Jupiter adalah pemimpin para dewa Romawi, seperti halnya
Zeus di Yunani. Kemungkinan, keduanya berasal dari satu dewa langit Indo-Eropa.
Nama Jupiter sendiri berasal dari "Ju-pater" (Ju-sang ayah). Di sini
kita bisa melihat bahwa "Ju" pada dasarnya adalah sama dengan
"Zeus".
Bangsa Romawi kadang melihat Jupiter sebagai bagian dari tga
dewa (Jupiter, Juon, dan Minerva). Nampaknya mereka memperoleh konsep ini dari
bangsa Etruska. Banyak kuil Etruska dan Romawi didirikan untuk memuja ketiga
dewa ini bersama-sama. Juno adalah istri Jupiter, seperti halnya Hera, istri
Zeus, di Yunani. Sementara Minerva adalah putri Jupiter, dan diasosiasikan
dengan Athena, yang merupakan putra Zeus, di Yunani.
Kelompok tiga dewa ini disebut Triad Kapitolina.
Patung Triad Kapitolina |
Venus
Venus adalah dewi cinta dan kesuburan. Orang Romawi memberi
persembahan padanya jika mereka ingin punya bayi, atau supaya dicintai oleh
orang idaman mereka. Dalam kepercayaan Romawi, Venus sangatlah mirip dengan
dewi Afrodit, dewi cinta dari Yunani.
Patung perunggu Venus |
Kastor dan Pollux
Kastor dan Pollux aslinya adalah dewa Yunani, namun ketika
Romawi bertempur melawan Etruska pada 496 SM, para prajurit Romawi melihat
citra Kastor dan Pollux ikut bertempur di pihak Romawi. Romawi akhirnya menang
dan sejak itu bangsa Romawi terus berusaha suapaya Kastor dan Pollux tetap
mmebantu mereka. Orang Romawi membangun kuil yang indah untuk Kastor dan Pollux
supaya kedua dewa itu betah berada di Romawi. Kastor dan Pollux pun akhirnya
menjadi dewa Romawi.
Kastor dan Pollux adalah kembar, putra Leda, dan saudara
Helena dari Troya dan Klitemnestra. Dalam beberapa versi, Kastor dan Pollux
adalah putra Jupiter sehingga mereka berdua abadi. Dalam versi lainnya, Pollux
abadi sedangkan Kastor tidak.
Patung Castor dan Pollux |
Pemujaan pemimpin
Jenderal Romawi Pompey, ketika menaklukan Asia Barat sekitar
50 SM, merasa malu ketika menyadari bahwa orang-orang di sana menyembahnya
sebagai dewa. Mereka berdatangan dari kota untuk berdoa padanya, bersujud di
depannya, membuat patungnya dan menaruhnya di kuil, serta melakukan persembahan
untuknya. Ketika Pompey bertanya, mereka menjawab bahwa mereka sudah biasa
menyembah penguasa sejak masa Aleksander Agung, sekitar 300 tahun sebelumnya.
Setelah Pompey terbunuh dan Augustus berkuasa, Augustus
membiarkan pemujaan kaisar berlanjut, sehingga orang-orang di Asia Barat dan
Mesir terus menyembah kaisar Romawi sebagai dewa sampai nantinya mereka
dikristenkan pada 300 M. Pada kenyataannya, penyembahan kaisar adalah salah
satu tradisi pagan yang paling sulit dihilangkan dan baru benar-benar berhenti
pada 400 M.
Kita mungkin akan merasa heran pada orang-orang yang
menyembah manusia sebagai dewa, namun sebenarnya praktik ini tidak seaneh itu.
Bangsa Romawi menyembah banyak dewa, beberapa dewa lebih kuat dari beberapa
yang lain, namun tidak ada satupun dari dewa-dewa itu yang lebih berkuasa
daripada Tuhan yang disembah oleh orang Muslim, Nasrani, atau Yahudi pada saat
ini. Selain itu, banyak pula dewa yang kurang berkuasa. Karena itu kaisar
dipercaya bisa mencapai derajat dewa. Bagi rakyat jelata, kaisar sama jauhnya
dengan para dewa, kaisar sulit ditemui dan tidak sembarang orang bisa bertemu
atau berbicara dengannya. Kaisar juga berkuasa, dia bisa mengirim makanan jika
rakyat menderita kelaparan, dia bisa membangun kanal jika dibutuhkan, dia bisa
membuat seluruh kota dihancurkan jika mau. Pada kenyataannya, dia melakukan
semua hal tersebut lebih sering daripada para dewa. Karena itulah orang-orang
menyembahnya.
0 komentar:
Posting Komentar
Saya berharap para pembaca untuk memberikan kritik,saran dan masukannya.