Agama Romawi

on Selasa, 18 Desember 2012

Dalam beberapa hal, agama Romawi sangat mirip dengan agama Yunani, namun dalam hal lain, keduanya juga cukup berbeda. Seperti orang Yunani, bangsa Romawi juga mempercayai banyak dewa, dan masing-masing dewa mengendalikan berbagai unsur dunia dan kehidupan, misalnya badai, samudra, pernikahan, pandai besi, dll. Namun bangsa Romawi lebih tertarik pada konsep kontrak, dibandingkan bangsa Yunani yang lebih menyukai konsep keseimbangan. Salah satu konsep agama Romawi adalah "do ut des" (aku beri maka kau akan balas memberi). Orang-orang memberi persembahan pada para dewa sehingga para dewa akan memberi mereka pertolongan sebagai balasannya.
Dewa utama Romawi adalah Jupiter. Namanya berkaitan dengan dewa utama Yunani, Zeus, dan mereka pun banyak memiliki kemiripan. Keduanya sama-sama dewa langit dan memiliki senjata berupa petir. Semntara itu, dewi Romawi Juno dan Minerva berkaitan dengan dewi Yunani Hera dan Athena.
Setelah ditaklukan oleh Romawi, bangsa Afrika (termasuk Mesir), Eropa, dan Asia Barat (termasuk Yahudi) tetap menyembah tuhan masing-masing sambil mengadopsi pemujaan dewa Romawi. Para pemimpin Romawi tidak keberatan dengan orang-orang yang menyembah banyak dewa, berapapun banyaknya. Namun mereka tidak suka jika orang Yahudi dan Nasrani menolak untuk menyembah dewa Romawi.
Pada awalnya, dewa Romawi dan dewa Yunani sangat berbeda walaupun sedikit berkaitan. Namun setelah bangsa Romawi mengenal agama Etruska dan Yunani, bangsa Romawi sangat mengagumi dewa-dewa mereka, dan bangsa Romawi pun mulai mengadopsi banyak dewa Yunani sambil tetap menyembah dewa Romawi, contoh dewa Yunani yang banyak disembah oleh Romawi adalah Kastor dan Pollux. Selain itu, bangsa Romawi juga menyerap dewi Isis dai Mesir dan dewa Mithra dari Suriah.
Bagi orang Romawi, kaisar mereka adalah dewa, atau orang yang dekat dengan dewa. Di bagian timur Kekaisaran Romawi, orang-orang memuja kaisar sebagai dewa, sementara di bagian barat kekaisaran, orang-orang lebih memuja dewa pelindung sang kaisar, alih-alih kaisar itu sendiri.

Dewa-dewi Romawi
Jupiter-Juno-Minerva
Jupiter adalah pemimpin para dewa Romawi, seperti halnya Zeus di Yunani. Kemungkinan, keduanya berasal dari satu dewa langit Indo-Eropa. Nama Jupiter sendiri berasal dari "Ju-pater" (Ju-sang ayah). Di sini kita bisa melihat bahwa "Ju" pada dasarnya adalah sama dengan "Zeus".
Bangsa Romawi kadang melihat Jupiter sebagai bagian dari tga dewa (Jupiter, Juon, dan Minerva). Nampaknya mereka memperoleh konsep ini dari bangsa Etruska. Banyak kuil Etruska dan Romawi didirikan untuk memuja ketiga dewa ini bersama-sama. Juno adalah istri Jupiter, seperti halnya Hera, istri Zeus, di Yunani. Sementara Minerva adalah putri Jupiter, dan diasosiasikan dengan Athena, yang merupakan putra Zeus, di Yunani.
Kelompok tiga dewa ini disebut Triad Kapitolina.

Patung Triad Kapitolina

Venus
Venus adalah dewi cinta dan kesuburan. Orang Romawi memberi persembahan padanya jika mereka ingin punya bayi, atau supaya dicintai oleh orang idaman mereka. Dalam kepercayaan Romawi, Venus sangatlah mirip dengan dewi Afrodit, dewi cinta dari Yunani.

Patung perunggu Venus
Kastor dan Pollux
Kastor dan Pollux aslinya adalah dewa Yunani, namun ketika Romawi bertempur melawan Etruska pada 496 SM, para prajurit Romawi melihat citra Kastor dan Pollux ikut bertempur di pihak Romawi. Romawi akhirnya menang dan sejak itu bangsa Romawi terus berusaha suapaya Kastor dan Pollux tetap mmebantu mereka. Orang Romawi membangun kuil yang indah untuk Kastor dan Pollux supaya kedua dewa itu betah berada di Romawi. Kastor dan Pollux pun akhirnya menjadi dewa Romawi.
Kastor dan Pollux adalah kembar, putra Leda, dan saudara Helena dari Troya dan Klitemnestra. Dalam beberapa versi, Kastor dan Pollux adalah putra Jupiter sehingga mereka berdua abadi. Dalam versi lainnya, Pollux abadi sedangkan Kastor tidak.

Patung Castor dan Pollux
Pemujaan pemimpin
Jenderal Romawi Pompey, ketika menaklukan Asia Barat sekitar 50 SM, merasa malu ketika menyadari bahwa orang-orang di sana menyembahnya sebagai dewa. Mereka berdatangan dari kota untuk berdoa padanya, bersujud di depannya, membuat patungnya dan menaruhnya di kuil, serta melakukan persembahan untuknya. Ketika Pompey bertanya, mereka menjawab bahwa mereka sudah biasa menyembah penguasa sejak masa Aleksander Agung, sekitar 300 tahun sebelumnya.
Setelah Pompey terbunuh dan Augustus berkuasa, Augustus membiarkan pemujaan kaisar berlanjut, sehingga orang-orang di Asia Barat dan Mesir terus menyembah kaisar Romawi sebagai dewa sampai nantinya mereka dikristenkan pada 300 M. Pada kenyataannya, penyembahan kaisar adalah salah satu tradisi pagan yang paling sulit dihilangkan dan baru benar-benar berhenti pada 400 M.
Kita mungkin akan merasa heran pada orang-orang yang menyembah manusia sebagai dewa, namun sebenarnya praktik ini tidak seaneh itu. Bangsa Romawi menyembah banyak dewa, beberapa dewa lebih kuat dari beberapa yang lain, namun tidak ada satupun dari dewa-dewa itu yang lebih berkuasa daripada Tuhan yang disembah oleh orang Muslim, Nasrani, atau Yahudi pada saat ini. Selain itu, banyak pula dewa yang kurang berkuasa. Karena itu kaisar dipercaya bisa mencapai derajat dewa. Bagi rakyat jelata, kaisar sama jauhnya dengan para dewa, kaisar sulit ditemui dan tidak sembarang orang bisa bertemu atau berbicara dengannya. Kaisar juga berkuasa, dia bisa mengirim makanan jika rakyat menderita kelaparan, dia bisa membangun kanal jika dibutuhkan, dia bisa membuat seluruh kota dihancurkan jika mau. Pada kenyataannya, dia melakukan semua hal tersebut lebih sering daripada para dewa. Karena itulah orang-orang menyembahnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Saya berharap para pembaca untuk memberikan kritik,saran dan masukannya.

yudha trenggana. Diberdayakan oleh Blogger.