Tuberkulosis

on Senin, 17 Desember 2012

Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru walaupun pada sepertiga kasus menyerang organ tubuh lain dan ditularkan orang ke orang. Ini juga salah satu penyakit tertua yang diketahui menyerang manusia. Jika diterapi dengan benar tuberkulosis yang disebabkan oleh kompleksMycobacterium tuberculosis, yang peka terhadap obat, praktis dapat disembuhkan. Tanpa terapi tuberkulosa akan mengakibatkan kematian dalam lima tahun pertama pada lebih dari setengah kasus.
Pada tahun 1992 WHO telah mencanangkan tuberkulosis sebagai Global Emergency. Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru tuberkulosis pada tahun 2002, sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis dan menurut regional WHO jumlah terbesar kasus ini terjadi di Asia Tenggara yaitu 33% dari seluruh kasus di dunia.
Indonesia berada dalam peringkat ketiga terburuk di dunia untuk jumlah penderita TB. Setiap tahun muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu lainnya meninggal. Seratus tahun yang lalu, satu dari lima kematian di Amerika Serikat disebabkan oleh tuberkulosis.
Tuberkulosis masih merupakan penyakit infeksi saluran napas yang tersering di Indonesia. Keterlambatan dalam menegakkan diagnosa dan ketidakpatuhan dalam menjalani pengobatan mempunyai dampak yang besar karena pasien Tuberkulosis akan menularkan penyakitnya pada lingkungan,sehingga jumlah penderita semakin bertambah.
Pengobatan Tuberkulosis berlangsung cukup lama yaitu setidaknya 6 bulan pengobatan dan selanjutnya dievaluasi oleh dokter apakah perlu dilanjutkan atau berhenti, karena pengobatan yang cukup lama seringkali membuat pasien putus berobat atau menjalankan pengobatan secara tidak teratur, kedua hal ini ini fatal akibatnya yaitu pengobatan tidak berhasil dan kuman menjadi kebal disebut MDR ( multi drugs resistance ), kasus ini memerlukan biaya berlipat dan lebih sulit dalam pengobatannya sehingga diharapkan pasien disiplin dalam berobat setiap waktu demi pengentasan tuberkulosis di Indonesia
Tanggal 24 Maret diperingati dunia sebagai "Hari TBC" oleh sebab pada 24 Maret 1882 di Berlin, Jerman, Robert Koch mempresentasikan hasil studi mengenai penyebab tuberkulosis yang ditemukannya.
Klasifikasi
  • Tuberkulosis paru terkonfirmasi secara bakteriologis dan histologis
  • Tuberkulosis paru tidak terkonfirmasi secara bakteriologis dan histologis
  • Tuberkulosis pada sistem saraf
  • Tuberkulosis pada organ-organ lainnya
  • Tuberkulosis millier
Patofisiologi
Penyebab penyakit ini adalah bakteri kompleks Mycobacterium tuberculosis. Mycobacteria termasuk dalam famili Mycobacteriaceae dan termasuk dalam ordo Actinomycetales. kompleksMycobacterium tuberculosis meliputi M. tuberculosisM. bovisM. africanumM. microti, dan M. canettii. Dari beberapa kompleks tersebut, M. tuberculosis merupakan jenis yang terpenting dan paling sering dijumpai.
  
M.tuberculosis berbentuk batang, berukuran panjang 5µ dan lebar 3µ, tidak membentuk spora, dan termasuk bakteri aerob. Mycobacteria dapat diberi pewarnaan seperti bakteri lainnya, misalnya dengan Pewarnaan Gram. Namun, sekali mycobacteria diberi warna oleh pewarnaan gram, maka warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan asam. Oleh karena itu, maka mycobacteria disebut sebagai Basil Tahan Asam atau BTA. Beberapa mikroorganisme lain yang juga memiliki sifat tahan asam, yaitu spesies NocardiaRhodococcusLegionella micdadei, dan protozoaIsospora dan Cryptosporidium. Pada dinding sel mycobacteria, lemak berhubungan dengan arabinogalaktan dan peptidoglikan di bawahnya. Struktur ini menurunkan permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi efektivitas dari antibiotik. Lipoarabinomannan, suatu molekul lain dalam dinding sel mycobacteria, berperan dalam interaksi antara inang dan patogen, menjadikan M. tuberculosis dapat bertahan hidup di dalam makrofaga.
Penularan
Penularan penyakit ini karena kontak dengan dahak atau menghirup titik-titik air dari bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman tuberkulosis, anak anak sering mendapatkan penularan dari orang dewasa di sekitar rumah maupun saat berada di fasilitas umum seperti kendaraan umum, rumah sakit dan dari lingkungan sekitar rumah. Oleh sebab ini masyarakat di Indonesia perlu sadar bila dirinya terdiagnosis tuberkulosis maka hati hati saat berinteraksi dengan orang lain agar tidak batuk sembarangan , tidak membuang ludah sembarangan dan sangat dianjurkan untuk bersedia memakai masker atau setidaknya sapu tangan atau tissue.
Dalam memerangi penyebaran Tuberkulosis terutama pada anak anak yang masih rentan daya tahan tubuhnya maka pemerintah Indonesia telah memasukkan Imunisasi Tuberkulosis pada anak anak yang disebut sebagai Imunisasi BCG sebagai salah satu program prioritas imunisasi wajib nasonal beserta dengan 4 jenis imunisasi wajib lainnya yaitu hepatitis B, Polio, DPT dan campak, jadwalnya ada di Jadwal imunisasi
Diagnosis
Simtoma klinis
Diagnosa dan Pengobatan

Diagnosis dibuat dengan tes kulit tuberkulin. Hal ini dapat dikonfirmasi oleh sinar X dada dan pemeriksaan dahak. Idealnya, pengobatan dimulai setelah paparan kulit sinyal tes tapi sebelum penyakit aktif telah dikembangkan. Pengobatan pilihan untuk pencegahan dan untuk kasus-kasus yang aktif adalah obat antimikroba isoniazid (INH), tersedia sejak tahun 1956. Pada individu yang terinfeksi biasanya digunakan dalam kombinasi dengan obat antituberkulosis lain seperti rifampisin, pirazinamid, dan etambutol. Obat tuberkulosis harus diminum secara teratur, biasanya selama 6 sampai 12 bulan. Banyak pasien meninggalkan pengobatan mereka ketika mereka merasa lebih baik, sama, pengobatan pencegahan sering ditinggalkan karena ketidaknyamanan. Ketidakpatuhan tersebut diyakini menjadi alasan utama untuk kebangkitan dalam obat-tahan strain basil TB, banyak yang resisten terhadap lebih dari satu obat. Resistan terhadap obat TB sulit untuk mengobati dan memiliki tingkat kematian lebih tinggi, obat TB resisten ekstrim sangat mengkhawatirkan karena bisa dasarnya tidak dapat diobati.

Obat Kombinasi rifater (rifampisin, isoniazid, dan pirazinamid) telah disederhanakan pemberian obat. Pengobatan yang diawasi secara langsung, di mana petugas kesehatan menonton pasien mengambil setiap dosis obat, telah terbukti efektif dalam menghilangkan masalah ketidakpatuhan di Amerika Serikat, tetapi pemantauan telah kurang efektif di banyak bagian lain dari dunia.

Pencegahan Tuberkulosis

Langkah-langkah pencegahan termasuk standar yang ketat untuk metode ventilasi, filtrasi udara, dan isolasi di rumah sakit, kantor medis dan gigi, panti jompo, dan penjara. Jika seseorang diyakini telah melakukan kontak dengan orang lain yang memiliki TB, pengobatan antibiotik preventif mungkin harus diberikan. Orang yang terinfeksi perlu diidentifikasi sesegera mungkin sehingga mereka dapat diisolasi dari orang lain dan diobati.

Vaksin antituberkulosis, Bacille Calmette-Guerin, atau vaksin BCG, dikembangkan di Perancis pada tahun 1908. Meskipun ada bukti yang bertentangan untuk kemanjurannya (tampaknya menjadi efektif dalam 50% dari mereka yang divaksinasi), itu diberikan kepada lebih dari 80% anak-anak di dunia, terutama di negara-negara dimana TBC umum, hal itu umumnya tidak diberikan dalam Amerika Serikat. Pejabat kesehatan federal di Amerika Serikat telah menyatakan (1999) bahwa vaksin baru adalah penting untuk pencegahan TB. Diharapkan bahwa penentuan DNA lengkap (genom) urutan Mycobacterium tuberculosis, yang dicapai pada tahun 1998, akan mempercepat pengembangan vaksin yang efektif.


Gejala respiratori ialah batuk lebih dari 2 minggu, batuk bercampur darah. Bisa juga nyeri dada dan sesak napas. Selanjutnya ada gejala yang disebut sebagai Gejala sistemis antara lain Demam , badan lemah yang disebut sebagai malaise, keringat malam, anoreksia dan berat badan menurun menjadi semakin kurus. Gejala respiratori sangat bervariasi, dari mulai tidak ada gejala sampai gejala yang cukup berat tergantung dari luas lesi, sehingga pada kondisi yang gejalanya tidak jelas sehingga terkadang pasien baru mengetahui dirinya terdiagnosis Tuberkulosis saatmedical check up


0 komentar:

Posting Komentar

Saya berharap para pembaca untuk memberikan kritik,saran dan masukannya.

yudha trenggana. Diberdayakan oleh Blogger.