Patung Tiberius. |
Tiberius adalah putra tiri Augustus - dia adalah putra dari
istri Augustus, Livia, dari pernikahan pertama Livia. Dia lahir pada tahun 42
SM. Ayah Tiberius juga dipanggil Tiberius - namanya adalah Tiberius Nero, dan
dia berasal dari keluarga Claudius - sebuah keluarga yang sangat kaya dan
berpengaruh. Ketika Tiberius berusia tiga tahun, ibunya, Livia, bercerai dengan
Tiberius Nero dan menikahi Octavianus, yang kemudian menjadi kaisar Augustus.
Ayah kandung Tiberius, yaitu Tiberius Nero, meninggal ketika
Tiberius berusia sembilan tahun. Tiberius adalah orang yang memberikan pidato
kematian pada pemakaman ayahnya, padahal ketika itu dia masih anak-anak. Ketika
Tiberius beranjak dewasa, ayah tirinya Augustus mengirimnya dalam berbagai misi
supaya dia memperoleh banyak pengalaman dalam pemerintahan, sehingga suatu hari
ini dia akan dapat memerintah Romawi. Contohnya, Tiberius dikirim bersama
saudaranya, Nero Claudius Drusus, untuk berperang melawan suku-suku Jerman di
Alpen, sebelah utara Italia.
Tiberius menikah sekitar tahun 20 SM dalam usia 22 tahun
dengan Vipsania Agrippina, yang merupakan putri jenderal kesukaan Augustus
yaitu Agrippa. Pada tahun 13 SM, Vipsania dan Tiberius memiliki seorang anak,
yang diberi nama Julius Caesar Drusus. Namun setelah saat-saat bahagia ini,
kehidupan Tiberius menjadi lebih keras. Ketika Agrippa meninggal pada tahun 12
SM, Augustus memaksa Tiberius (yang berusia 30 tahun) untuk menceraikan
Vispania dan menikahi janda Agrippa, Julia Caesaris. Tiberius sebenarnya tak
mau tapi tak kuasa menolak. Mereka menikah dan tidak memiliki anak. Augustus
bahkan tidak mengizinkan Tiberius menemui Vispania lagi. Tidak lama setelah
itu, pada tahun 9 sM, saudara Tiberius, Drusus, meninggal mendadak.
Karena selalu menuruti Augustus, Tiberius menjadi semakin
dekat dengan ayah tirinya itu. Dia lebih sering bertempur bersama pasukan, dan
dia memenangkan banyak pertempuran. Tapi dia tidak bahagia, dan pada tahun 6 SM
ketika Tiberius berusia 36 tahun, dia melepas semua jabatannya dan menyatakan
bahwa dia akan pindah ke pulau Rodos di Laut Aigea. Dia juga mengatakan bahwa
dia tidak akan pernah lagi terlibat dalam urusan politik.
Augustus kesal ketika Tiberius pindah ke Rodos, karena ini
artinya dia tidak memiliki putra lagi untuk meneruskan tahtanya. Augustus
memang memiliki seorang putri bernama Julia namun dia merasa bahwa seorang
perempuan tidak layak memiliki kekuasaan. Augustus tidak mengizinkan Tiberius
kembali ke Roma untuk mengunjungi ibunya, Livia, dan (menurut Tacitus) Tiberius
merasa bahwa Augustus bisa sewaktu-waktu mengirim tentara ke Rodos untuk
membunuhnya.
Pada akhirnya, Augustus tidak memiliki orang untuk
meneruskan tahtanya jika dia meninggal. Akibatnya, Augustus terpaksa
mengizinkan Tiberius kembali ke Roma lalu menjadikannya pewaris tahta. Tiberius
sendiri kurang lebih setuju menjadi kaisar berikutnya. Augustus juga menyuruh
Tiberius mengadopsi keponakannya Germanicus (anak dari saudara Tiberius,
Drusus) sebagai penerus tahta Tiberius kelak, padahal Tiberius seudah memiliki
putra. Ketika Augustus meninggal pada tahun 14 M, Senat mengangkat Tiberius,
yang berusia 55 tahun, sebagai kaisar. Tiberius mengatakan bahwa terlalu tua
dan tidak benar-benar ingin menjadi kaisar. Walau bagaimanapun, dia tetap
menjadi kaisar.
Pada awalnya, Tiberius mendukung putra angkatnya Germanicus,
seperti yang Augustus amanatkan, dan Germanicus sendiri sangat terkenal di
antara rakyat, bahkan lebih terkenal daripada putra kandung Tiberius, Drusus.
Namun Germanicus meninggal ketika sedang bertempur di Asia Barat pada tahun 19
M, ketika dia sekarat, dia menuduh sahabat Tiberius, Piso, sebagai pelaku
pembunuhannya. Orang mengira bahwa jika Piso memang benar membunuh Germanicus,
maka itu pasti karena perintah Tiberius. Walau bagaimanapun, tidak ada yang
tahu hal yang sebenarnya. Pada akhirnya Piso bunuh diri dalam proses
persidangan, sedangkan Tiberius sama sekali tak tersentuh.
Setelah Germanicus dan Piso meninggal, Tiberius semakin
enggan untuk memerintah. Dia mulai membiarkan kepada penjaga istana, Sejanus,
untuk menjalankan roda pemerintahan. Sejanus meyakinkan Tiberius (yang sudah
berusia 60 tahun) bahwa semua orang membencinya dan berusaha membunuhnya, dan
hanya Sejanus yang dapat melindunginya. Akhirnya pada tahun 23 SM, Sejanus
meracuni putra Tiberius, Drusus, hingga meninggal, tentu saja tanpa
sepengetahuan Tiberius. Sejanus ingin menjadi kaisar berikutnya.
Ketika Sejanus nampaknya akan menjadi kaisar berikutnya,
Tiberius tiba-tiba membunuhnya. Tidak ada yang tahu kenapa, mungkin Tiberius
akhirnya sadar bahwa Sejanus selama ini telah mengelabuinya, dan bahwa Sejanus
membunuh Drusus. Setelah itu, Tiberius tidak peduli lagi dengan Romawi. Dia
berusia 73 tahun, putranya sudah mati, dan kawan dekatnya mengkhianatinya. Dia
menghabiskan sebagian besar waktunya berdiam diri di pulau Capri di Italia
selatan, berenang dan membaca dan mendengarkan musik. Dia tidak mau menentukan
siapa yang akan menggantikannya.
Pada masa inilah Yesus disalib di Yerusalem, tapi
kemungkinan Tiberius juga tidak terlalu peduli. Tiberius meninggal pada tahun
37 M dalam usia 78 tahun. Dia meninggalkan Romawi kepada Caligula, putra dari
keponakannya, dan Tiberius Gemellus, cucunya.
0 komentar:
Posting Komentar
Saya berharap para pembaca untuk memberikan kritik,saran dan masukannya.