Jantung
adalah organ yang berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedua
paru-paru di bagian tengah rongga toraks (Palupi, 2003). Jantung juga merupakan
organ yang terdiri dari otot-otot jantung antar lain otot serambi (atrium),
otot bilik (ventrikel) dan serat otot khusus penghantar rangsangan. Otot
jantung merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan
susunannya sama dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai
otot polos yaitu di luar kemauan kita (Syaifuddin, 2006).
Bentuk
jantung menyerupai jantung pisang di mana bagian atasnya tumpul (pangkal
jantung) yang disebut basis kordis. Bagian bawahnya agak runcing yang disebut
aspek kordis. Denyutan jantung disebut dengan iktus kordis. Ukuran jantung
lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan pemiliknya dan beratnya kira-kira
250-300 gram (Syaifuddin, 2006). Fungsi utama jantung adalah memompa darah
melalui arteri, kapiler, dan vena. Jantung merupakan pemompa yang
mempertahankan darah bersikulasi sebagaimana mestinya (Nike Budhi Subekti dkk,
2006).
1. Lapisan-Lapisan Jantung
Menurut Syaifuddin (2006) lapisan jantung terdiri
dari:
a. Endokardium
Lapisan jantung yang terdapat di sebelah dalam sekali
yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir yang melapisi permukaan
rongga jantung.
b. Miokarduim
Merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari
otot-otot jantung, otot jantung ini membentuk bundalan-bundalan otot yaitu:
1) Bundalan otot artia, yang terdapat
di baian kiri/kanan dan basis kordis yang membentuk serambi atau aurikula
kordis.
2) Bundalan otot ventrikel, yang
membentuk bilik jantung, dimulai dari cincin atrioventrikuler sampai di
apeks jantung.
3) Bundalan otot antriovertikuler
merupakan dinding pemisah antara serambi dan bilik jantung.
c. Pericardium
Lapisan jantung sebelah luaryang merupakan selaput
pembungkus, terdiri dari dua lapisan pembungkus yaitu lapisan parietal (luar)
dan lapisan viseral (dalam) yang bertemu di pangkal jantung membentuk kantung
jantung.
(gambar
lapisan jantung)
2. Ruang-Ruang Jantung
Menurut Palupi Widyastuti (2003), ruang jantung ada
empat bagian yaitu:
a. Atrium (serambi)
Memiliki dinding yang tipis dan menerima darah dari
vena yang membawa darah kembali ke jantung.
1) Atrium kanan yaitu terletak dalam bagian superior
kanan jantung. Menerima darah dari seluruh jaringan kecuali paru-paru yaitu:
a) Vena kava superior
Vena ini membawa darah yang mengandung CO2 dari
bagian atas tubuh (kepala, leher, dan anggota badan atas) ke serambi kanan
jantung.
b) Vena kava inferior
Vena ini menbawa darah yang mengandung CO2
dari bagian tubuh lainnya dan anggota badan bawah tubuh ke serambi kanan jantung.
c) Sinis koroner
Membawa kembali darah dari dinding jantung itu
sendiri.
2) Atrium kiri yaitu menerima darah dari paru-paru
melalui empat vena pulmonalis. Darah ini kemudian mengalir ke ventrikel kiri
melalui atrioventrikular (AV) yang terletak di bawah dinding posterior atrium
kanan.
b. Ventrikel (bilik)
Berdinding tebal dan mendorong darah ke luar ke
jantung menuju arteri yang memebawa darah meninggalkan jantung.
1) Ventrikel kanan terletak di bagian inferior
kanan pada apeks jantung.
Menerima darah dari atrium kanan dipompakan ke
paru-paru melalui arteri pulmonalis.
2) Ventrikel kiri terletak di bagian inferior kiri
pada apeks jantung. Dindingnya lebih tebal dari ventrikel kanan. Menerima
aliran darah dari atrium kiri kemudian memompakannya ke seluruh tubuh
melalui aorta.
3. Katup-Katup Jantung
Di dalam
jantung terdapat katup-katup yang sangat penting artinya dalam susunan
peredaran darah dan pergerakan jantung manusia. Menurut syaifuddin (2006),
katup jantung dapat dibagi menjadi:
a. Valvula trikuspidalis, terdapat
antara atrium dekstra dengan ventrikel dekstra yang terdiri dari 3 katup.
b. Valvula bikuspidalis (mitral),
terletak antara atrium sinistra dengan ventrikel sinistra yang terdiri dari 2
katup.
c. Valvula semilunaris arteri
pulmonalis, terletak antara ventrikel dekstra dengan arteri pulmonalis, tempat
darah mengalir menuju ke paru-paru.
d. Valvula semilunaris aorta, terletak
antara ventrikel sinistra dengan aorta, tempat darah mengalir menuju ke seluruh
tubuh.
Fungsi katup
atrioventrikular (trikupidalis dan bikuspidalis) mencegah pengaliran balik
darah dari ventrikel ke atrium selama systole (berkontraksi). Sedangkan fungsi
katup semilunaris (aorta dan pulmonalis) mencegah aliran balik dari aorta dan
arteri pulmonalis ke dalam ventrikel selama periode diastole (berelaksasi).
4. Bunyi jantung
Selama
gerakan jantung dapat terdengar dua macam suara yang disebabkan oleh
katup-katup yang menutup. Bunyi jantung dapat digambarkan sebagai lup-dup dan
dapat didengar melalui stetoskop.
a. Lup mengacu pada saat katup AV
(atrioventrikuler) menutup. Bunyi yang pertama terdengar panjang.
b. Dup mengacu pada saat katup semilunar
(katup aorta dan katup pulmonar) menutup. dan bunyi kedua terdengar pendek dan
tajam.
Dalam
keadaan normal jantung tidak membuat bunyi lebih keras, tetapi bila arus darah
cepat atau ada kelainan pada katup maka terdapat bunyi bising disebut dengan
murmur. Murmur adalah kelaianan bunyi jantung atau bunyi jantung tidak
wajar yang berkaitan dengan turbulensi aliran darah. Bunyi ini muncul karena
defek pada katup seperti penyempitan (stenosis) yang menghambat aliran darah ke
depan atau katup yang tidak sesuai yang memungkinkan aliran balik darah
(Palupi, 2003).
5. Curah Jantung
Merupakan
jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel (kiri dan kanan) dalam satu menit
sama.darah yang dipompakan pada ventrikel kiri dan ventrikel kanan sama besar
sehingga tidak terjadi penimbunan darah di tempat tertentu. Tingkat curah
jantung tertentu dibutuhkan setiap saat untuk membawa oksigen ke jaringan dan
membuang sisa metabolisme. Selama aktivitas fisik, curah jantung harus
meningkat untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen yang lebih banyak. Untuk
menghitung curah jantung kita harus mengatahui frekuensi nadi dan banyaknya
darah yang dipompa berdenyut.
Volume
sekuncup adalah istilah untuk menunjukkan jumlah darah yang dipompakan
ventrikel perdenyut. Rata-rata volume sekuncup istirahat yaitu 60-80 ml
perdenyut. Rumus menghitung curah jantung yaitu:
Curah
jantung = volume sekuncup × nadi (denyut jantung)
Secara
normal, curah jantung bervariasi sesuai ukuran tubuh seseorang, tapi rata-rata
curah jantung istirahat yaitu 5-6 liter per menit.
Frekuensi
jantung (nadi) meningkat selama aktivitas fisik demikian juga dengan volume
sekuncup. Peningkatan volume sekuncup adalah hasil dari Hukum Starling
Jantung yang menyatakan bahwa semakin banyak serabut otot jantung
terenggang maka kontraksinya semakin kuat. Selama melakukan aktivitas fisik,
lebih banyak darah kembali ke jantung disebut aliran balik vena.
Peningkatan aliran balik vena merenggangkan ventrikel miokardium, yang
berkontraksi lebih kencang dan memompa darah lebih banyak sehingga meningkatkan
volume sekuncup. Curah jantung saat aktivitas fisik dua kali curah jantung
istirahat (Nike dkk, 2006).
Rumus volume
sekuncup selama aktivitas fisik:
Curah
jantung = volume sekuncup × nadi
Curah
jantung = 100 ml × 100 kali per menit
Curah
jantung = 10.000 ml (10 liter)
6.
Keterangan:
a. Arteri pulmonalis (pembuluh nadi
paru-paru) adalah pembuluh yang dilewati darah dari bilik kanan menuju
paru-paru dan darahnya kaya CO2.
b. Vena pulmonalis adalah vena yang
membawa darah yang mengandung O2 dari paru-paru ke serambi kiri
jantung dan darahnya kaya O2.
c. Aorta (pembuluh nadi besar) adalah
pembuluh yang dilewati darah dari bilik kiri jantung menuju ke
seluruh tubuh.
d. Arteri (pembuluh nadi) membawa darah
menuju ke jantung.
e. Arteriole adalah percabangan dari
arteri.
f. Kapiler arteri adalah percabangan
dari arteriole yang halus.
g. Vena (pembuluh balik) adalah
pembuluh yang membawa darah kembali ke jantung.
h. Vena yang bercabang-cabang menjadi
kapiler vean disebut venula (venulos).
7. Sistem Konduksi Jantung
Konduksi
otot jantung adalah peristiwa mekanis yang terjadi sebagai respon terhadap
rangsangan listrik (Stanlon Valerrie C, 2006). Otot jantung memiliki
keistimewaan dibanding organ-organ lain dalam aktivitasnya, tidak seperti otot
rangka, Otot jantung dapat menghasilkan impuls listrik. hal ini disebabkan
karena didalam otot jantung terdapat pacemaker (impuls) (Stanlon Valerrie C,
2006).
Didalam otot
jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan aliran listrik, jaringan
tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus, yaitu sebagai berikut :
a. Automaticity ( Otomatisasi)
: Kemampuan menghasilkan impuls
secara spontan
b. Excitability ( Ritmisasi
)
:
Pembangkitan impuls yang teratur
c. Conductivity (
Konduktifitas) : Kemampuan untuk
menyalurkan impuls
d. Contractility ( Daya
rangsang) : Kemampuan untuk menanggapi
stimulasi
Berdasarkan sifat-sifat
tersebut diatas, maka secara spontan dan teratur jantung akan menghasilkan
impuls-impuls yang akan disalurkan melalui system hantar untuk merangsang otot
jantung dan bisa menimbulkan kontraksi otot.
a. Perjalan impuls/rangsang dimulai dari: (Stanlon Valerrie C, 2006)
1) Nodus SA (sino
atrial node)
Merupakan
hambatan impuls-impuls yang memungkinkan pengaturan irama jantung, Sistem ini
merupakan modifikasi dari otot jantung yang disertai tenaga ritmik spontan dan
serabut saraf tertentu.
Terletak dibatas atrium kanan (RA) dan vena cava superior (VCS). Sel-sel
dalam SA Node ini bereaksi secara otomatis dan teratur mengeluarkan impuls
(rangsangan listrik) dengan frekuensi 60 – 100 kali permenit kemudian menjalar
ke atrium, sehingga menyebabkan seluruh atrium terangsang.
2)
Nodus AV ((atrio ventrikular node)
Suatu tumpukan jaringan neumuskular yang kecil, berada di dinding dalam
atrium kanan. di ujung kristo terminalis. Nodus ini merupakan pendahuluan dari
kontraksi jantung, dari sinilah impuls diteruskan ke atrio ventrikulaer node.
Terletak di septum internodal bagian sebelah
kanan, diatas katup trikuspid. Sel-sel dalam AV Node dapat juga mengeluarkan
impuls dengan frekuensi lebih rendah dari pada SA Node yaitu : 40 – 60 kali
permenit. Oleh karena AV Node mengeluarkan impuls lebih rendah, maka dikuasai
oleh SA Node yang mempunyai impuls lebih tinggi. Bila SA Node rusak, maka
impuls akan dikeluarkan oleh AV Node.
3) Bundle of HIS (
bercabang menjadi dua: kanan dan kiri):
Terletak di septum interventrikular dan bercabang 2, yaitu :
a)
Cabang berkas kiri ( Left Bundle Branch)
b)
Cabang berkas kanan ( Right Bundle Branch )
Setelah melewati kedua cabang ini, impuls akan diteruskan lagi ke
cabang-cabang yang lebih kecil yaitu serabut purkinye.
4)
Serabut Purkinye
Serabut purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel ventrikel
(serambi). Dari sel-sel ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat
sehingga seluruh sel akan dirangsang. Di ventrikel juga tersebar sel-sel pace
maker (impuls) yang secara otomatis mengeluarkan impuls dengan frekuensi 20 –
40 kali permenit.
b. Faktor Yang Mempengaruhi Darah /
Arteri Koroner
Dalam diri
seorang manusia terdapat suatu cairan yang dinamakan darah, pada diri manusia
Sistem peredaran darah merupakan alat suatu sistem transportasi yang berfungsi
untuk mengedarkan oksigen serta zat makanan ke dalam seluruh lapisan sel tubuh
manusia serta dapat juga mengangkut karbon dioksida dan zat sisa ke dalam suatu
organ pengeluaran.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi
1) Arteri Koroner
Aliran darah
melalui atrium (serambi) dan ventrikel (bilik) tidak menyuplai oksigen dan
nutrien untuk miokardium itu sendiri. Sirkulasi koroner merupakan cabang dari
sirkulasi sistemik yang menyuplai oksigen dan nutrien ke miokardium dan
membuang sampah dari miokardium.
a) Tekanan Perfusi koroner ( Tekanan
Diastolik oarta, Tekanan Sinus Koroner)
b) Resistensi Vaskular Koroner
c) Obstruksi Arteri koroner
8. Elektrofisiologi Jantung
Elektrofisiolagi
jantung adalah ilmu yang mempelajari aktivitas listrik atau bioelectrical pada
jantung sehingga jantung bisa menjalankan fungsinya secara optimal. Aktifitas
listrik jantung merupakan akibat dari perubahan permeabilitas membran sel yang
memungkinkan pergerakan ion-ion tersebut. Unsur utama yang mempengaruhi
bioelectrical tubuh kita adalah elektrolit (Na,K,Ca,). Perbedaan muatan listrik
pada jantung disebut resting membrane potensial, proses perubahan muatan
akibat rangsangan dinamakan depolarisasi. Kemudian setelah rangsangan
sel berusaha kembali pada muatan semula, proses ini dinamakan repolarisasi.
Seluruh proses tersebut dinamakan potensial aksi. Potensial aksi terjadi
disebabkan rangsangan listrik, kimia, mekanik dan termis.
a. Potensial aksi
Potensial
aksi terbagi menjadi 5 fase:
1) Fase
istirahat (polarisasi) bagian luar sel jantung bermuatan positif dan bagian dalam bermuatan
negatif.membran sel lebih permeabel terhadap kalium daripada natrium sehingga
sebagian kecil kalium merembes keluar sel dengan hilangnya kalium maka bagian
dalam sel menjadi relatif negatif.
2) Fase
depolarisasi: bagian dalam sel positif sedangkan
luar sel negatif.
3) Fase
polarisasi parsial: masuknya
kalsium kedalam sel sehingga sehingga muatan positif didalam sel berkurang.
4) Fase plato: tidak ada perubahan muatan, terjadinya keseimbangan
antar-ion.
5) Fase
repolarisasi: muatan positif dalam sel menjadi
berkurang sehingga muatan di dalam sel menjadi relatif negatif dan muatan
diluar sel menjadi relatif positif.
b. Siklus jantung
jantung memiliki 4 pompa terisah. Dua pompa primer atrium dan 2 pompa
tenaga ventrikel. 1 siklus jantung = 1 denyut jantung = dalam EKG 1 beat yang
terdiri dari PQRST. Tiap siklus jantung dimulai oleh timbulnya potensial aksi
secara spontan pada simpul SA node yang terletak pada dinding posterior atrium
kanan. Potensial aksi berjalan dengan cepat melalui AV node (atrioventrikular)
ke dalam ventrikel, karena susunan khusus sistem penghantar atrium ke ventrikel
terdapat perlambatan 1/10 detik antara jalan implus jantuang dan atrium ke
dalam ventrikel. Hal ini memungkinkan atrium berkontraksi mendahului ventrikel,
atrium bekerja sebagai pompa primer bagi ventrikel dan ventrikel kemudian
menyediakan sumber tenaga utama bagi pergerakan darah melalui sistem vaskular. Siklus jantung adalah rangkaian
kejadian dalam satu irama jantung.
Dalam bentuk
yang paling sederhana, siklus jantung Adalah kontraksi bersamaan kedua atrium,
yang mengikuti suatu fraksi pada detik berikutnya karena kontraksi bersamaan
kedua vertikel (Guyton, 1997). Sistol adalah istilah lain untuk
kontraksi. Sedangkan istilah untuk relaksasi adalah diastol. Kedua istilah ini
sering digunakan pada pembacaan tekanan darah. Pada silus jantung, sistol
atrium akan diikuti sistol ventrikel sehingga ada perbedaan yang berarti antara
pergerakan darah dari atrium ke ventrikel dan pergerakan darah dari ventrikel
ke arteri.
Darah secara
tetap mengalir dari vena ke kedua atrium. Ketika darah terkumpul, tekanannya
mendorong katup AV kanan dan kiri hingga membuka. Dua pertiga darah atrium
mengalir secara pasif ke ventrikel, kemudian atrium berkontraksi untuk memompa
darah yang tersisa ke ventrikel. Kontraksi
atrium akan diikuti relaksasi dan ventrikel mulai berkontraksi. Kontraksi
ventrikel menekan darah melawan daun katup AV kanan dan kiri dan menutupnya.
Tekanan darah juga membuka katup semilunaris aorta dan pulmonalis. Kedua
ventrikel melanjutkan kontraksi, memompa darah ke arteri. Semua darah yang
masuk ke arteri harus dipompakan. Ventrikel kemudian relaksasi bersamaan dengan
pengaliran kembali darah ke atrium dan siklus dimulai kembali.
Perbedaan
penting disini adalah bahwa sebagian besar darah mengalir secara pasif dari
atrium ke ventrikel, tapi semua darah yang masuk ke arteri dipompa secara aktif
oleh ventrikel. Untuk alasan ini, fungsi ventrikel normal jauh lebih penting
untuk bertahan hidup daripada fungsi atrium. Semuanya terjadi dalam satu irama
jantung. Siklus jantung adalah rangkaian kejadian yang mempertahankan
pergerakan darah dari vena, melalui jantung, dan masuk ke arteri. Siklus jantung juga menghasilkan
bunyi jantung, tiap denyut jantung menghasilkan dua bunyi, kadang disebut lubdub.
0 komentar:
Posting Komentar
Saya berharap para pembaca untuk memberikan kritik,saran dan masukannya.