Injil Perjanjian Baru yang empat sepakat
bahwasanya Yesus mati disalib atas perintah gubernur Romawi untuk Palestina yang
bernama Pontias Pilatus pada tahun tiga puluhan dari abad pertama. Hanya saja,
peristiwa ini bukan hanya tidak disebutkan dalam Injil Nag Hamady, tetapi lebih
dari itu sebagian darinya malah menyebutnya secara terus terang kemudian mencela
orang yang mengatakannya. Dalam injil-injil Koptik yang tidak menyebutkan kisah
penyaliban, nama Pilatus tidak disebutkan sama sekali.
Disebutkan dalam Injil Petrus melalui
mulut Petrus sendiri:
"Saya melihatnya seolah orang-orang
manangkapnya. Aku bertanya, "Apa
yang saya Iihat ini tuan?
Engkaukah yang diambil oleh mereka itu? , Ataukah mereka memukuli
dua telapak dan dua tangan orang lain?' Sang penyelamat
berkata
kepadaku,
'... orang yang mereka paku dua tangan dan telapak kakinya itu adalah pengganti.
Mereka meletakkan orang yang menjadi perupanya di dalam kehinaan. lihatlah
kepadanya! Lihat juga kepadaku!”
Disebutkan juga dalam buku Set Terbesar
melalui mulut Yesus:
"Orang lain... yang merasakan
empedu dan cuka.... bukan aku... orang lainlah yang memikul salib di atas
pundaknya, juga orang lain yang dipakaikan mahkota duri di atas kepalanya . Aku
sendiri beriang gembira di tempat tinggi..... aku menertawakan kehodohan mereka.
"
Disebutkan dalam Kisah Yohanes yang
ditemukan di Nag Hamady dikisahkan bahwa Yesus pernah
bersabda:
"Tidak terjadi pada diriku semua
yang dikatakan oleh orang-orang itu. "
Menurut informasi yang tersebut dalam
naskah lain dari perpustakaan Nag Hamady yang berjudul Risalah Kiamat, Almasih
meninggal seperti layaknya manusia, tetapi ruhnya yang suci tidak mungkin
mati.
Meskipun salib juga menjadi lambang
Almasih dalam injil-injil Koptik tetapi tidak menunjukkan cara kematiannya.
Sebaliknya salib itu melambangkan Almasih yang hidup dengan ruhnya yang tidak
akan mati. Maka dari itu, kita mendapatkan salib yang tergambar pada
sampul-sampul jilidan-jilidan Nag Hamady bukan salib Roma melainkan "Ankh" kunci
kehidupan bagi bangsa Mesir kuno. Dapat dipastikan bahwa salib Mesir ini terus
digunakan dalam kalangan jemaat-jemaat Kristen perdana. Bukan di Mesir saja
tetapi juga di seluruh wilayah imperium Romawi.
Barang siapa mengunjungi museum Koptik
di Kairo akan mendapatkan kunci kehidupanlah yang melambangkan kebangkitan
Almasih pada tiga abad pertama. Gereja-gereja Kristen baru menggunakan salib
Romawi sejak pertengahan kedua dari abad keempat. Yaitu ketika gereja Roma
menguasai gerakan Kristen. Kendati begitu, salib itu baru diterima oleh khalayak
Kristen setelah gereja Roma mengumumkan penemuan kayu salib yang diyakini
sebagai salib tempat matinya Yesus. Permasalahn ini selanjutnya berkembang pada
abad kelima ketika gereja Roma memasang gambar jasad Almasih yang tengah berada
di kayu salib.
Buku Perkembangan Injil-Injil karya
politikus Inggris, Enock Paul yang terbit akhir-akhir ini menimbulkan goncangan
dahsyat saat menyebutkan bahwa kisah penyaliban Romawi itu tidak tersebut dalam
naskah asli injil. Saat itu, Paul menerjemahkan ulang Injil Matius dari bahasa
Yunani. Kemudian mendapatkan bagian-bagian yang terulang. Hal ini mengisyaratkan
bahwa Injil ini telah ditulis kembali pada masa berikutnya."
Peristiwa terpenting yang diulang-ulang
itu adalah bagian akhir dari lnjil Matius yang berkaitan dengan pengadilan dan
penyaliban Almasih. Si penulis
mengamati bahwa kisah pengadilan
yang selesai di depan pendeta besar itu segera terulang lagi dengan ungkapan
yang sama. Perbedaannya hanyalah bahwa pengadilan yang kedua itu berakhir dengan
vonis hukuman mati dengan cara disalib. Dari bagian ini, pengkaji tadi menarik
kesimpulan bahwa pemakaian kata-kata yang digunakan dalam pengadilan pertama
untuk menuturkan pengadilan kedua, padahal kondisinya telah berubah menandakan
bahwa terjadinya pengulangan yang disengaja dan bukan penuturan kejadian baru.
Penulis buku tadi selanjutnya mengatakan bahwa keputusan yang pantas dari
pengadilan di depan majlis pendeta itu jika benarbenar terbukti bersalah adalah
dilempari batu sampai mati (rajam) dan bukan salib.
E. Paul selanjutnya mengatakan bahwa
kisah penyaliban yang tersebut dalam injil-injil lain itu berasal dari nukilan
yang dilakukan oleh penulispenulis generasi kemudian dari Injil Matius setelah
diubah. Kisah ini tidak terdapat dalam sumber lain. Menurutnya, Injil Matius
bukan saja Injil pertama tetapi lebih dari itu juga merupakan satu-satunya
sumber dari injil-injil yang lain.
Problem yang dihadapi oleh pengkaji
adalah bahwa empat injil itu adalah satu-satunya sumber dari peristiwa
penyaliban Almasih yang dilakukan oleh orang Romawi. Jika terbukti bahwa riwayat
Injil-injil ini ternyata sekadar tambahan dan tidak menggambarkan kejadian
historis yang sebenarnya, maka harus dilakukan peninjauan ulang terhadap
kisah-kisah yang tersebut di dalamnya.
Hingga saat ini, hampir saja kita tidak
memiliki informasi historis yang meyakinkan mengenai kehidupan Almasih sendiri.
Sedang keyakinan yang berlaku di masa lalu adalah bahwa para penulis injilinjil
itu mencatat kejadian-kejadian dan berita-berita yang mereka saksikan sendiri.
Tetapi saat ini terbukti bahwa keyakinan itu tidak betul. Injil pertama yang ada
pada kita saat ini baru ditulis sekitar setengah abad setelah terjadinya
peristiwa-peristiwa yang ditulisnya. Itu pun belum final. Sebaliknya masih
dilakukan perubahan-perubahan selama dua puluh tahun
berikutnya.
Kisah penyaliban itu sebagaimana
disebutkan dalam injil-injil Perjanjian Baru mengatakan bahwa Yesus dilahirkan
di Betlehem pada masa pemerintahan Herodus yang memerintah Palestina selama
empat puluh tahun. Berakhir dengan kematiannya pada tahun keempat sebelum
Masehi. Setelah kelahirannya, Maria (Maryam) lari ke Mesir untuk menghindari
murka sang raja. Melalui ramalan dia mengetahui bahwa Almasih nantinya akan
menuntut singgasana Daud.
Sang ibu baru pulang dari Mesir dengan
mambawa putranya setelah kematian HerodusMereka pun pulang dan menetap di desa
Nazaret di Galilea Palestina Utara. Riwayat itu selanjutnya mengatakan bahwa
setelah bayi itu menjadi besar dan mencapai umur tiga puluh tahun pergi ke
lembah Yordan. Di sana dia bertemu dengan Yohanes Pembaptis
yang kemudian membaptisnya dengan air di tengah sungai.
Setelah itu, Yesus menyepi dan puasa di
tengah padang gurun selama empat puluh hari. Di sana dia berperang dengan setan
yang merayunya akan diberi kerajaan alam semesta. Tetapi setan gagal dalam
misinya, sedang Yesus kembali ke Galilea untuk memilih pengikut setianya yang
berjumlah dua belas orang dan memulai dakwahnya. Hal ini menimbulkan rasa iri
pendeta-pendeta Saduki dan Farisi terhadap dirinya.
Dalam riwayat selanjutnya, para pendeta
marah kepada Yesus saat pergi ke kota Yerusalem pada hari Paskah, masuk rumah
suci dan menyerukan ajarannya di sana. Seketika itu juga mereka menyusun
konspirasi dan mengirimkan pasukan untuk menangkapnya. Akhirnya dia pun berhasil
ditangkap atas bantuan Yudas Iskariot, pengikutnya yang berkhianat. Yesus
ditangkap saat sedang beristirahat bersama muridmuridnya di gunung Zaitun yang
terletak di sebelah utara kota.
Selanjutnya, interogasi dan pengadilan
terus berlangsung sepanjang malam di depan pendeta besar Kayafas. Setelah
pengadilan selesai di pagi berikutnya, para pendeta membawa Yesus ke hadapan
Pilatus, wali Romawi untuk Palestina. Di situ Almasih diadili lagi. Pilatus
bertanya, "Engkaukah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus: "Engkau sendiri
mengatakannya." Tetapi atas tuduhan yang diajukan imam-imam kepala dan tua-tua
terhadap Dia, Ia tidak memberi jawab apa pun. "Tidakkah Engkau dengar betapa
banyaknya tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?" Tetapi Ia tidak menjawab
suatu kata pun, sehingga wali negeri itu sangat heran."
Seperti dijelaskan dalam riwayat setelah
itu Pilatus berusaha membebaskan Yesus dalam rangka hari raya Paskah karena
tidak menemukan alasan untuk menghukumnya. Tapi pendeta-pendeta kepala menghasut
massa agar menuntut disalibnya Almasih. Dan akhirnya wali negeri pun memenuhi
keinginan mereka.
Setelah itu, Almasih diambil oleh
tentara. Ketika sampai di sebuah tempat yang bernama Golgotta, mereka memberinya
anggur bercampur empedu agar diminumnya. Setelah disalib, mereka mengoyakngoyak
pakiannya. Sejak jam enam bumi bumi gelap gulita. Yesus berteriak dengan suara
menggema dan akhirnya menyerahkan ruhnya.
Kisah Injil berakhir dengan bangkitnya
Yesus dari antara orang-orang mati pada hari ketiga. Jasadnya raib dari
kuburnya, tetapi segera muncul kembali dihadapan murid-muridnya. Saat itu dia
menyuruh mereka untuk menyebarkan ajaran-ajaran Kristen ke seluruh
bangsa.
Inilah kisah Yesus seperti tersebut
dalam empat injil Perjanjian Baru. Tapi anehnya kejadian ini sama sekali tidak
disebut dalam sumber-sumber sejarah yang sezaman dengan kejadian itu. Baik
sumber dari Romawi, Yunani atau Yahudi. Satu-satunya sumber yang
menyebutkan Isa Almasih adalah tulisan-tulisan Josephus. Tapi sejak abad keenam
belas para peneliti mulai tahu bahwa cerita yang tidak lebih dari beberapa baris
ini adalah tambahan kemudian dan tidak terdapat di dalam naskah-naskah asli.
Dengang demikian tidak diragukan lagi bahwa sebagian juru tulis Kristen telah
menambahkannya pada masa-masa yang lebih kemudian.
0 komentar:
Posting Komentar
Saya berharap para pembaca untuk memberikan kritik,saran dan masukannya.